Part 24!
#IWishIWillBeYoursForever2 made by @ainulmardiyahh
"remember?"
ENJOY READ GUYS XOXO


. Teman yang ada ketika Jasmine bukanlah artis, teman yang tidak memandang sifat luar Jasmine. Malam itu Jasmine bersyukur, bersyukur akan keadaan yang dia miliki saat ini...

***

Malam itu pesta sangatlah bernuansa kekeluargaan Jasmine sangat menikmati momen itu, tapi karena tadi abis dari penerbangan yang cukup memakan waktu, dan belom istirahat, jasmine menyerah, dan bergegas ke kamar yang sudah disiapkan neneknya dan tidur. Sebelum kembali ke kamar Jasmine pamit ke Greyson dan keluarganya, saat Jasmine memasuki rumahnya, terlihat greyson mengikuti dirinya, apa yang dia lakukan?

“what are you doing?” tanya Jasmine ke Greyson.
“nothing, i’m just bored to be there” ucap Geyson duduk di sofa kamar Jasmine, sedangkan Jasmine segera masuk kekamar mandi untuk berganti baju.
“don’t you feel tired?” tanya Jasmine yang sudah keluar dengan piyamanya.
“yeah lil bit” ucap Greyson membuka kemejanya, dan sekarang hanya dengan kaus putih oblongnya itu.
“take a rest greys, i don’t want you to get sick” ucap Jasmine
“how if i sleep here” lompat greyson ke samping Jasmine yang sudah berbaring di tempat tidurnya.
“greyson” ucap Jasmine
“what?” tanya Greyson lagi, tanpa dosa.
“go back to your house” ucap Jasmine, menengok ke Greyson yang sedang melihat bingkai foto, berisi foto Greyson dan jasmine waktu kecil.
“i miss that moment” ucap greyson.
“mmmhm” ucap jasmine, menyamping ke arah greyson yang sedang berbaring menatap langit sambil memegang bingkai foto itu.
“do you remember, the last moment you were here. Blame at me, cause Evan?” ucap Greyson yang menyampingkan tubuhnya menghadap Jasmine, mereka berdua berhadapan, saling menatap satu sama lain.
“do you remember, when you were crying in the couch cause Evan? When you ask your dad go to Aussie, and i lost you for 6 years?” ucap Greyson lagi.
“jasmine?” tanya Greyson.
“i remember that” ucap Jasmine tersenyum.
“you know Greyson, when i move to Aussie, i’m not totally hate you, i always bring this” ucap Jasmine yang bangun dari kasurnya mengambil tasnya dan mengobrak abrik tasnya itu.
“what is that?” tanya Greyson bingung, Jasmine mengeluarkan kotak, entah itu isinya apa, Greyson juga bingung, Jasmine tersenyum.
“do you remember this?” tanya Jasmine membuka kotak itu, terpampang, foto Jasmine Greyson dan Evan bertiga, di tutupnya, dan dia lihat apa yang ditutup ternyata 2 gelang Berwarna hitam, dan garis putih yang mengukir sebuah nama. 1 gelang yang bernamakan jasmine dan satu lagi bernamakan evan.
“Oh My God, how can you have Evan bracelet?” tanya greyson bingung.
“when Are come to my life, he give me this. Evan bracelet” ucap Jasmine mengingat waktu itu, Are membawakan gelang Evan, gelang persahabatan mereka.
“did you still keep your bracelet? Greyson?” tanya jasmine kepada greyson.
“i’m still, wait a minute” ucap Greyson, Greyson lari keluar kamar, dan kembali ke rumahnya, beberapa menit kemudian dia membawa gelangnya persis, tapi bertuliskan nama Greyson.
“so, this bracelet, was complite” ucap Jasmine menaruh gelang greyson ditempat yang tersedia dalam kotak itu, dan terbukalah, hal yang benar benar dijaga oleh mereka, hal yang sangatlah berharga. Karena kunci dari itu adalah gelang Evan, Jasmine dan greyson.
“our promise ring, poor Evan, he won’t ever wear this ring” ucap greyson melihat, 3 perak asli cincin, dan ada sebuah note disitu.
“We’ll wear this ring, when someone between us already old” tulisan Note itu, mereka memang dibelikan cincin itu oleh ketiga orang tua mereka, sengaja dibeli ukuran agak besar waktu itu, katanya tunggu sampe diantara kita berumur tua terdahulu, entahlah tuanya itu umur berapa....
“so, you’ll wear this ring or not?” tanya greyson.
“no” ucap Jasmine kembali menutup kotak itu.
“why?” tanya Greyson.
“Evan not wearing this ring, so we won’t” ucap Jasmine.
“how if we burried this ring, and we’ll open it up when we were ready to wear that?” tanya greyson lagi.
“yeah maybe” ucap Jasmine menutup kotak itu, dan menaruhnnya di lemari perhiasan yang dulu biasanya ada aksesoris jasmine yang diberi Evan dan Greyson, jasmine kembali ke tempat tidur.
“If i let you catch evan, what’ll happened between us? Do i’ll be like this? Do you’ll like this? Do evan will like this?” tanya jasmine lagi melihat ke atap kamarnya itu, Greyson juga memutar tubuhnya menatap atap juga.
“i don’t know” ucap greyson.
“if you won’t see i kissed her, maybe you still in Indonesia, and i’m still to be...” ucap greyson
“mine, you still to be mine” sambung Jasmine.
“if i’m not come to your life again, if i’m not force you to forgive me, maybe cody...” ucap greyson lagi.
“still alive” sambung jasmine, muram.
“i’m just like your trouble, after this, what’ll happened between us?” ucap Greyson menengok ke Jasmine.
“no, you are not trouble in my life” ucap Jasmine, masih menatap langit.
“evan die cause of me, cody die cause of me” ucap greyson lagi.
“no, it’s not your fault, it’s destiny greyson” ucap jasmine.
“if you let me catch evan, i won’t meet cody, and to be his girlfriend, if you are not coming to my life, i won’t be here with you, if you not kissed her, i won’t be a superstar, hey look greyson, you are the biggest thing, why i take a lot of risk” ucap Jasmine memegang tangan Greyson.
“you think so?” tanya greyson lagi
“yeah i think so” ucap jasmine tersenyum, dia menutup matanya, Jasmine tersenyum, karena dalam tutupan matanya itu, terulang kembali cerita manis yang terlewati di hidupnya, kenangan evan, cody, di bahamas, bali, tour dengan justin, tahun baru, konser, dan tournya yang ke dua, greyson menatap Jasmine, tersenyum akan kekagumannya dengan paras wanita disampingnya ini, wanita ini hampir saja sempurna, dia pintar, dan juga cantik, jago main musik, dan keluarganya sangat berkecukupan, memang dia agak pendek, tetapi kelemahannya itu tertutup akan kelebihannya yang sangat banyak, memang Jasmine jutek, sombong, labil, dan lainnya, tapi itu hanya untung mengcover siapa dirinya yang sebenarnya jauh dari kesan buruk. Greyson terhanyut dengan pikirannnya, begitu juga Jasmine, sampai tidak terasa kehanyutan mereka membawa diri mereka ke alam mimpi, tuhan memerintah tubuh mereka saling menghadap, tuhan ingin membuat takdir mereka bersama, tapi sebelum bersama, tuhan ingin mereka menjalani masa yang akan lebih sulit dari masalah yang pernah mereka alami belakang ini....

“Take care my girl greyson, i trusted you” ucap “sesuatu”. Itu Evan. Arwah evan berada di sana. Mengawasi 2 manusia ini, mengawasi teman kecilnya yang masih hidup. Evan tersenyum, dan segera menghilang, menghilang ketempat yang entah ada dimana, dan bagaimana bentuknya....

*end of part 24*
to be continued....

Reply · Report Post