katantyra

Tanty · @katantyra

23rd Sep 2012 from Twitlonger

A Zayn love story #ZLS
"Truly, Madly, Deeply" #Part2


written by: Admin Tanty (@katantyra)



have a good reading!:-)




Part II -First Impression-
"Beauty catches the eyes, personality catches the heart, you catch everything I have." (Nares)


*** Nares' POV ***
First impression: 7.

Wajahnya terpahat sempurna. Rambutnya yang sedikit ikal disisir jatuh, effortless. Seperti tak membutuhkan usaha untuk menjadi tampan. Alisnya tebal membingkai matanya yang bulat, coklat, begitu bola matanya menatapku. Bulu mata yang panjang dan melengkung, lentik, begitu mereka menyebutnya, apik menyenggol indra penglihatanku untuk terus menelusuri wajah dewa yunaninya. Hidungnya mancung dan bangir, begitu para bangsawan Jawa menyebut mereka saudagar Timur Tengah. Bibirnya tipis, kemerahan, dan senyum manisnya menghias, memikat, menarik dan mengunci. Anting kecil berwarna hitam tampak menempel dikedua sisi telinganya, bad boy, dalam hati Nares menggumam, sepertinya menarik. Pakaiannya simple. Kaos, jaket denim, celana denim, terkesan wah walau simple.

Hanya satu yang membuatku menyingkir, dia dingin. Walau kami memang belum kenal, entah angin apa, tapi menurutku dia tidak seramah yang selama ini dicitrakan. Menarik, dia tidak ramah atau memang hanya sok cool ya?

First impression 7? Hmm sepertinya 7,5.

*** Hanna's POV ***
Ganteng banget! Dua kata pertama buat Zayn. Dan pas dia senyum, okay gue akuin senyumnya bikin es di kutub bakal langsung mencair. Senyumnya samar tapi manis banget. Gue rasa gula kalah manis sama senyumnya. Dadanya bidang walaupun gak berotot banget sih. Tapi cara dia natap Nares atau gue daritadi tuh, uh! bener-bener bikin ngelus dada deh, gak kuat banget dilihatin begitu.
First impression 8,5? Kayanya 9 hehehe ☺

***
Grand Media International Hotel, Sydney.

"So, we'll be staying here for the next 2 weeks. Here are your rooms, Safaa you're 1003 and Zayn yours is 1005. Mine is 1004" jelas Nares dengan gamblang
"So Anna, I think we should go to the rooms now, the jet lag really get on me" sahut Safaa
"Alright, the elevator's this way" tunjuk Hanna menunjuk jalan

***
2.50pm
Room 1004

"Haaan, ayo cari makan siang laper nih!!" Rengek Nares setelah berkali-kali tak dihiraukan
"Ah ntar aja, sekalian bareng sama Zayn sama Safaa" jawab Hanna dengan tatapan berbunga-bunga "Zayn itu ganteng banget yaaa" ( ื▿ ืʃƪ)
"Iya, Han, iya. Terserah deh, yang penting ayo makan, tau laper gak sih?!!"
"Bilang Zayn ganteng dulu!"
"Ih, apaan sih, gue gak mau fitnah orang ah"
"Ih, lo aja gak mau bilang Zayn ganteng, jelas-jelas dia ganteng banget gitu"
"Au ah bodo, capek ngomong sama lo. Gue laper, mau makan, gue mau ke bawah ntar kalo mau nyusul aja ya daaaaah"
"Oke, duluan aja ntar kalo gue laper gue nyusul"

***

Setelah satu porsi Salmon Bolognese dengan cantik tertelan di perutnya, Nares kembali ke lantai 10 untuk segera ke kamarnya. Anehnya, dari tadi Hanna sama sekali tidak turun, 'kemana ya?' Batinnya bertanya.

Dan setelah ia sampai di depan kamarnya barulah ia tersadar dimana Hanna berada.

"Kok gak keluar-keluar sih?" Tanyanya pada pintu kamar 1004, ditekannya sekali lagi tombol bergambar bel di depan kamarnya "Haaan, lo kemana sih? Kok gue ditinggal, dasar sepupu rese!!!"

Terdengar suara pintu dibuka, kyeeeet...
"Can you please st---"

***
3.45pm
Room 1005

Zayn baru saja akan hinggap dalam pelukan kasur dan balutan selimut setelah menyantap habis makan siangnya di dalam kamar. Baru saja ia selesai menaruh piringnya di meja di kamarnya dan dengan tenang melipat kedua tangannya di depan dada dan memejamkan mata, tiba-tiba suara gaduh ketukan pintu disertai dengan erangan merana mengganggu dan mengusik telinganya. Padahal ia telah menyalakan tanda 'Do Not Disturb'. Tunggu, itu memang bukan pintu kamarnya yang diketuk.

"Dammit. Who the hell is that" umpatnya pada orang di luar

Kyeeeeet....
"Can you please st----, Anna? What the hell are you doing there?" Tanyanya bingung pada Nares yang terduduk dalam posisi merana di depan pintu kamarnya
"Zayn? Umm I'm just umm... Sorry to disturb you, it's Hanna.. Guess she left the room, and unfortunately.... I didn't bring my keys, huuuh" desahnya panjang mengakhiri kalimatnya yang terdengar begitu merana dan juga canggung. Anehnya, malah mengundang tawa Zayn yang renyah dan menyembulkan semburat merah di kedua pipinya. Sambil memegang perutnya, ia tertawa dan semakin tertawa karena geli melihat wajah Nares yang cemberut dan manyun karena dikunci dari luar oleh sepupunya "Zayn...." Sahutnya sinis melihat dirinya malah ditertawakan, "seriously it's not funny-_-" katanya lagi
"Alright, alright, I'm sorry, okay? Haha look at you, that face of yours hahaha, you've got to know what you look like ahaha"
"Zayn, okay stop it"
"You look cute that way"
"Zayn, I'm not joking!" Jawabnya gemas sambil mencubit lengan kanan Zayn
"HAHAHAHA oh God, you're even look funnier and cuter that way HAHAHA" tawa Zayn yang semakin renyah walau sambil mengaduh
"Zayn, stop it, you're going to make everyone get out of their rooms" katanya sambil menempelkan satu jarinya di depan bibirnya "Ssshhh.."
"Haha alright, come on in! The corridor isn't better than my room, is it?"
"Yea, absolutely!"
"So, where have you been? Is she sleeping or something?" Tanya Zayn
"I just ate my lunch, and when I went up she's gone"
"Is she sleeping?" Tanyanya lagi
"I guess not, she isn't someone who can sleep like years, she must be going somewhere"
"I see. Well, I'm so tired, you know this jet lag.. So I think I'm going to sleep, you can do whatever you want okay?"
"Alright, thanks"
"Anytime"

***
Bosan menggilas habis waktunya. Setelah bosan menonton tv, akhirnya ia berkeliling. Dan baru kali ini setelah 2 atau 3 kali ia menginap disini, ia baru benar-benar memperhatikan marmer dingin yang membelai kakinya. Atau kayu yang dipoles coklat kemerahan yang menjadi tumpuan meja di pojok kamar, disertai dengan sofa coklat kehijauan yang menghias di sebelahnya. Tatapannya tertuju ke piring-piring kotor Zayn yang belum dikeluarkan dari kamarnya. Dan langsung tanpa perintah, ia mengambil nampan berisi piring kotor itu dan meletakkannya di luar kamar.

Tak lama terdengar suara dentingan piring di depan kamar, 'kayanya lagi diberesin tuh piring-piringnya', batinnya samar berucap. Tapi tak pelak kakinya melangkah menuju peep-hole yang tertanggang di pintu. Dan saat itu pula ia melihat sepupunya, Hanna, tengah memasukkan kartunya pada lubang kartunya, sebelum lampunya berubah hijau, Nares sudah membuka pintu

"Han!"
"Lah, lo kok di kamarnya Zayn?"
"Kemana aja lo?! Gue nunggu sampe lumutan, tau! Ish"
"Nih beli buah sama coklat di supermarket ujung blok" jawabnya sambil menunjuk kantong-kantong kertas berisi apel, mangga, kotak-kotak susu dan coklat
"Kok lama banget? Yaudah deh bentar ya" katanya lalu masuk lagi ke kamar Zayn

Ia mengambil secarik kertas dan menulis,
'Dear Zayn,
Hanna has came, but I don't feel like to wake you up. Thank you for the room-sharing ☺
Anna'

***

"What did you do there?" Tanya Hanna dengan nada menginterogasi
"Waiting" jawab Nares polos
"Waiting? For what?" Tanyanya lagi
"For you of course. You left without telling me before, and all you did was like shopping, I never knew buying fruits would take like forever" jawab Nares dengan muka cemberut dan bibir dimanyunkan
"Come on, I left for less than an hour you know?" Tapi yang ditanya hanya diam menggerutu.

Nares duduk di pinggir kasur berukuran king berseprai putih, sesekali mengganti channel tv kabel di kamar hotel. Tapi pikirannya menggantung di kejadian tadi.

'Kalau dipikir-pikir, kayanya Zayn gak sedingin itu ah, malah tadi sikapnya ramah banget' batinnya berkata, 'dan kalau Hanna muja-muja Zayn, kayanya gak salah, ternyata dia emang ganteng..'

'Guess this 7,5 has turned into 9', tanpa terasa seulas senyum manis tersungging di bibir Nares.


***

















as I said I'm gonna post the 3rd part also, yay! so Guys, I still need your feedback though, simply tweet what you think to @katantyra and keep stay tune on my Truly, Madly, Deeply.

xoxo
Tanty

Reply · Report Post