katantyra

Tanty · @katantyra

27th Sep 2012 from Twitlonger

A Zayn love story #ZLS
"Truly, Madly, Deeply" #Part3


written by: Admin Tanty (@katantyra)




Have a good reading!:-)




Part III -Sweet sugar-
"Love is heavy and light, bright and dark, hot and cold, sick and healthy, asleep and awake; it's everything except what it is. And when I talk about love, all I can think is you." (Zayn)

6.28pm
Room 1003

Kriiing... Kriiing...
Telepon di kamar hotel Safaa berbunyi, tergopoh-gopoh masih hanya dibalut handuk ia mengangkatnya

"Hello?"
"Hey, it's Zayn"
"Oh, what happened Zayn?"
"Do you bring any aspirin? I'm screwed, this jet lag won't get over even if I sleep for hours"
"Oh God..."
"What?"
"I just cut them off, I just had them all, trust me this is the worst jet lag I've ever had so I had them all, sorry.." Jawab Safaa dengan perasaan bersalah
"I see, nope then, guess I'll be looking for that aspirin in the supermarket nearby"
"Alright then, good luck! Hahaha"
"Whatever, and Saf, if you wanna have dinner just go down or maybe call the room service cause I don't feel like to have dinner like now or maybe you can wait for me to come back"
"Alrighty brooo"

***
6.35pm
Room 1004

"Hai sayang, gimana tadi jemput temen bunda?" Terdengar suara Anetta Allodya Kromowiryo, mama Nares dari pulau seberang, pulau Jawa
"Hai bunda, gitudeh bun. Eh bun, temen bun yang mana sih? Orang dua-duanya anak muda gitu bun"
"Haha temen bunda itu mamanya mereka berdua sayang, tapi temen bunda gak ikut"
"Oh gitutoh Aes kira temen bunda yang mana"
"No.. Oh iya sayang, minggu depan kamu lanjutin tur nari kamu ke Belanda kan?"
"Iya bun, kenapa?"
"Gak apa-apa, kamu 2 minggu lagi langsung berangkat ke London bareng Hanna aja ya? Nanti dari London kamu baru ke Belanda"
"Oh okedeh bun. Terus bun sama dad jadi ke USA lagi?"
"Iya sayang, 2 hari lagi bunda sudah harus balik lagi ke USA, jadi nanti kamu bisa main ke Cambridge ketemuan sama Mas Ajil. Ngomong-ngomong mana Hanna kok gak kedengeran suaranya?"
"Oke deh bun, si Hanna lagi mandi bun"
"Oh begitu, oh iya semua tiket sudah bunda urus ya. Kalo gitu kamu sudah solat belum? Disana sudah jam maghrib kan?"
"Belum bun hehe iyanih dikit lagi maghrib, abis bun selesai telfon aku solat deh"
"Jangan lupa baca quran ya sayang, I love you"
"Love you too, bun"

***
6.43pm
Koridor Hotel lantai 10

Zayn kembali dari supermarket dengan tangan kosong tanpa aspirin. Matanya masih lelah walau sudah tidur berjam-jam. Lingkar hitam tergambar jelas di matanya yang membulat sempurna.

"Oh God, how can I get this little aspirin?!" Erangnya frustasi
"Kaaf ha yaa ain shad. Dzikru rahmati rabbika abdahu zikriyya. Idz nada rabbahu nidain khafiyya----"
tiba-tiba ia mendengar lantunan indah salah satu ayat suci alquran, yaitu surat maryam
"That must be Maryam. Where does that beautiful voice come from?" tanyanya pada koridor lantai 10 yang senyap dan hening, "Shadaqallah hul 'adzim" suara itu terdengar lagi, anehnya dari kamar 1004.
"1004? That must be either Hanna or Anna"

Knock, knock, knock....

"Hey Zayn, what's up?" Sapa Nares dengan ceria masih dengan mukenanya
"Anna?! You're..........muslim?" Tanya Zayn dengan muka super tidak mengerti, Zayn bahkan tak pernah tau kalau dia dan Anna bahkan satu agama
"Yes I am..hahaha what's so surprised? Anyway what's up? Come in"
"I just don't know that you're muslim.." Jawab Zayn polos, sementara yang dijawab hanya melipat mukenanya. "Anyway I was looking for aspirin, but I still got none of them, do you have any aspirin? You know this jet lag got me so bad. I wonder if I could have a few of 'em"
"Aspirin? Well I have no aspirin. I'm not consuming aspirin. But I got this melatonin, you can drink this half an hour to sleep. That's just my offering of course"
"Melatonin? I've never heard that before, is that safe?"
"Yup, but the dose isn't really high so they won't get you hangover"
"Well then, can I have like 1 or 2 pile?"
"Here you go"
"Thanks"
"Anytime"
"Well, Anna, I want to pray first, so see you soon at dinner"
"Alright, see you"

***
7.20pm
Gretha Kitchen, Italian Food, Sydney.

Gretha Kitchen adalah sebuah restoran Italia yang terletak di pinggir jalanan di tepian Sydney Center Business District. Ornamen yang khas dan kental dengan Italia, serta cita rasa yang khas akan cuiciana italiana ini membuat Gretha Kitchen ramai dikunjungi terutama pada jam makan siang dan makan malam.

Nares, Hanna, Zayn, dan Safaa sudah duduk manis di sebuah meja bundar untuk 4 orang di Gretha Kitchen. Sementara Nares dan Safaa sibuk dengan buku menu yang mereka berdua pegang sambil sesekali sharing menu apa yang terlihat menarik, Hanna malah dengan tenang dan menguasai menu sudah menjatuhkan pesanannya pada Fettucini sejak tadi.

Pada akhirnya mereka masing-masing sudah menjatuhkan pesanannya pada menu yang menurut mereka terlihat menarik. Seperti Nares akan kecintaannya pada Lasagna atau Safaa pada Spaghetti Carbonara. Tapi yang membuat mata Nares dan Hanna membulat lebar adalah pesanan Zayn yang berupa seloyang Pizza berukuran large.

"Hahaha I know you're surprised, but trust me, Zayn's size is lying, he really likes to eat, it's like his motto not to mess with him about food hahaha" jelas Safaa yang melihat ekspresi kaget dan shock Nares dan Hanna
"But that's impossible, how can he like eat all?" Tanya Nares masih tak percaya
"You'll see how I will eat 'em up" jawab Zayn singkat sambil mengedipkan mata nakal

Selama makan malam, mereka berempat benar-benar bisa menikmati waktu. Mereka berempat tak perlu lagi canggung dan ragu satu sama lain. Bahkan Hanna tak perlu menutup-nutupi akan cara tertawanya yang akan membuat semua orang akan semakin tertawa mendengarnya, Zayn tak perlu menutup-nutupi akan porsi makannya yang super besar dan hampir menyamai kuli, dan masih banyak lagi hal yang mereka bicarakan. Mereka tak pernah kehabisan bahan pembicaraan.

***
10.07pm
Koridor hotel lantai 10

"Zayn, don't forget the melatonin, kay? Hopefully they'll help fix your sleeping hours" ceplos Nares
"Alright, Ann, thanks a lot!" sahut Zayn cepat sambil mengedipkan sebelah matanya.

***
11.02pm
Room 1005

'Nareswari Annabeth Kromowiryo. Namanya bagus, unik, asing di telingaku, tapi tak pernah terdengar terlalu asing. Wajahnya tegas, manis, khas gadis Indonesia. Kulitnya putih langsat, itu katanya, tidak terlalu putih tapi tak bisa dibilang kecoklatan. Alis matanya tak terlalu tebal, tapi membentuk garis menukik, matanya bulat, coklat tua kehitaman, kelam, dingin, bulu matanya panjang dan melengkung ke atas, tapi tak terlalu tebal. Tulang pipinya tinggi, semakin menambah kesan angkuh dan tegas. Pipinya chubby dan sering memerah, bibirnya tipis kemerahan. Senyumnya membingkai manis wajahnya yang cantik. Keseluruhan wajahnya bisa dibilang 9. Rambutnya sedikit ikal di bagian bawahnya, sedikit kecoklatan bila terkena matahari, dengan sempurna membingkai wajahnya yang kecil. Lehernya jenjang, tubuhnya langsing, kakinya ramping, badan khas remaja yang memanjakan diri. Sikapnya hangat, tak pandang bulu, dan sangat ramah. Dia cantik dan, mungkin menarik hati....' Dan sambil memikirkan wajah dan sosok seorang Nares, Zayn tak henti-hentinya menyunggingkan senyum.

Tapi karena ia terus-terusan memikirkan Nares, ia malah berakhir tak juga tertidur. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil merek rokok kesukaannya dan pemantik api bergambar Buckingham Palace. Mematikan lampu lalu berjalan keluar sembari membawa kunci kamarnya, mencari angin yang menghangatkannya di antara bekunya suasana hati yang mulai merekah.

***
11.08pm
Room 1004

"Haaaan, ayo dong temenin aku cari jus, ngidam nih, ayo pliiiiiis chatting mulu sih ayoo cepetan" rengek Nares seperti biasa. 'Nares emang gampang banget ngerengek. Umur sih 17 tapi kelakuan kaya anak umur 10 tahun gini sih errrr' batin Hanna berbalas
"Baweel. Ntar ajadeh lagi asik nih mumpung lagi ada cowo ganteng hahaha"
"Apaansih gantengan juga tuh orang di depan kam-- eh maksudnya Mas Ajil"
"Cieeee siapa tuh yang di depan kam ups hahaha, katanya gak ganteng haha malu tuh"
"Ihh apaansih" elaknya dengan muka memerah, 'sialan hampir aja keceplosan' batinnya memelas, "au ah bodo gue mau cari jus, ntar kalo udah mau tidur telfon gue ya biar gue balik. Mau cari bule-bule dulu ah dadaaaaah"
"Cepet balik lo, daripada diculik bule nakal hiiiy"
"Jijik. Udah ah daaaaaaaah"

***
11.11pm
The Breeze Pool, Grand Media 9th Floor.

"Can I help you?" tanya seorang pramusaji berpakaian serba hitam dengan celemek putih kepada seorang gadis Asia cantik yang hanya mengenakan mini dress diatas lutut berwarna nude bertali spaghetti strap
"Umm may I have a glass of Hot Chocolate with Tiramisu Float?" jawab Nares, 'sepertinya hot chocolate lebih menenangkan', angin yang berhembus sangat sejuk, sehingga hot chocolate dirasa lebih bisa dinikmati di saat-saat seperti ini.

Sementara Nares hanya duduk di salah satu meja di pinggir kolam renang. Dia lebih milih duduk di sana, karena kalau dia duduk di meja tempat bartender menyajikan minuman, pasti akan banyak bule-bule nakal yang bertingkah aneh. "Hiiiy" gumamnya sendiri geli memikirkan fikiran negatif.

"You shouldn't wear this outfit to come out this late" dan tiba-tiba saja sebuah jaket berbau salah satu brand perfume terkenal melekat di kedua bahunya, aigner. Dan ketika ia mendongak,
"Zayn?" entah sapaan atau pertanyaan yang jelas nadanya penuh dengan nada bertanya-tanya, "what are you doing here?"
"I should be the one to ask you that, Ann" jawab Zayn dengan nada menggurui
"Well, I just wanted to have a glass of chocolate if that's what you want to know" jawab Nares
"I don't wanna know, but I need to" jawabnya, tenang, selalu tenang
"I beg your pardon, what do you mean you need to know?"
"Nothing"
"whatever... So what are you doing here?"
Yang ditanya malah mengangkat kedua bahunya, "I don't know, I just don't feel like to sleep right now"
"Have you drink the melatonin I gave you?"
"I did, but they didn't really work for me. I guess I slept too much this afternoon hahaha" namun ekspresi yang ditampilkan Nares malah sebaliknya, ia malah cemberut dan memanyunkan bibirnya mendengar candaan Zayn yang malah membuat Zayn semakin terpingkal. Dan saat itu, pesanan Nares pun tiba.
"Would you like to drink something, sir?" tanya pramusaji yang mengantar minuman Nares
"Umm a cup of hot capuccino with mocca float, please"
"Anything else?"
"That's all"
"In a minute, sir" dan pramusaji itu pun berlalu

Dengan berlalunya pramusaji itu, Zayn mengeluarkan sebungkus rokok brand terkenal dan pematik api yang ia bawa dari kamarnya, dan segera menyulut rokoknya,
"Zayn, umm I'm sorry but are you smoking?" tanya Nares
"What do you see?"
"I see you're smoking"
"Then I am smoking"
"I never knew you're smoking"
"Then you just knew" jawab Zayn sambil tersenyum lemah, sebenarnya Zayn agak kurang menyukai topik yang membahas tentang rokok, karena sebenarnya dia juga kurang nyaman untuk merokok di depan orang lain, namun memang tujuannya keluar kamar adalah untuk merokok, "I know what you think, I bet you hate it when your friends are kind of smoker, don't you?"
"lots of my friends are smokers you know, I respect them anyway. I mean it's their business anyway, do I really have to care?"
"But you're not smoking, are you?"
"I'm not" jawab Nares singkat sambil tersenyum
"Why?" tanya Zayn
"Why?" jawab Nares, bukannya menjawab malah balik
"yeah, why aren't you smoking?"
"Oh, it's simple, it's for my own sake. Smoking isn't really good for our health, besides my dad doesn't let me, so I am not smoking"
"I don't get your reason. How can you live without really trying it before?"
"What do you mean?"
"How can you just by being prohibited and you don't do it anyway. I mean, it's their life and it's yours, you can't just simply living in their words"
"But I'm living in their world," omongan Nares terpotong oleh pesanan Zayn, "in short, I know whether it's better for me to or not to smoke"
"beside that, do you get any other reason?"
"Yup."
"What's that?"
"I'm afraid I'll be addicted once I tried, so it'd better for me not to try" mendengar jawaban Nares, Zayn hanya tersenyum. Dalam hati mengagumi keteguhan pendirian Nares, "why are you smiling that way to me?" tanya Nares curiga
"No, nothing"
"So, how could you get into your smoking habit?"
"I was taught by my friend---" "bad friend" "they're bad boys, but not bad friend"
"Okay, sorry. Go on"
"I hided everywhere just to smoke, but sooner or later I know my parents would know, finally I let them to know"
"What was their response like?"
"They're shocked, of course. But slowly they accepted the fact that I smoke"
"Then you're smoking even until now?"
"Don't you think I'm not trying to stop, you know how hard it is to be stopped"
"I do, that's why I don't wanna smoke, cause it's hard to stop, but that doesn't make it impossible, right?"
"I know." dan keheningan mulai menyita waktu mereka. Sejenis keheningan yang tidak mengenakkan hati, tapi pada akhirnya Zayn mengalah, "you know it's kinda late to come out"
"I know. I just wanted to have a cup of hot chocolate, that's all"
"Especially you're wearing that outfit" terus Zayn sambil menunjuk terusan diatas lutut yang dia kenakan
"I don't think I'd be staying up, I thought I'd be buying them then bring it to my room, but then you came and I'm staying"
"You seem not to like me here, did I disturb your 'me-time'?"
"No, not at all, that's not what I mean. I'm even glad not to back to my room?"
"Why?"
"Because Hanna was chatting and I was in silence. Like we're both living in different world" gerutu Nares yang membuat senyum Zayn mengembang tipis
"She must be ignoring you, isn't she?"
"Yeah, she is!!!" jawabnya menggebu-gebu, dan membuat senyum Zayn semakin mengembang
"But it's late already, go back to your room"
"Wait, you don't wanna back to your room, do you?"
"I do, of course"
"Then, why not together?"
"Together?" tanya Zayn dengan dahi berkerut, tapi berikutnya senyum jahilnya mengembang puas "you're scared, aren't you?"
Yang ditanya hanya gelagapan, "I'm not. But it's better to be together, right?"
"Well then, c'mon"

"Well then, I'm going to bed, thanks for the time"
"Anytime, sleep tight, sweet dreams and goodnight"
"Thanks, you too" jawab Nares untuk terakhir kalinya dan menutup pintu dengan tenang. Sebelum akhirnya tersenyum pada kegelapan yang menyapanya.

























What will happen next? Stay tune on my Truly, Madly, Deeply:-) and also I need your feedback, simply tweet me what you think to @katantyra I'll be happy receiving that from you. Thanks for reading, hope you love this part, see you next week!:-)

xoxo
Tanty

Reply · Report Post