katantyra

Tanty · @katantyra

30th Sep 2012 from Twitlonger

A Zayn love story #ZLS
"Truly, Madly, Deeply" #Part4


written by: Admin Tanty (@katantyra)




Have a good reading!:-)






Part IV -The Boys-
"My bounty is as boundless as the sea, my love as deep; the more I give to you, the more I have, for both are infinite." (Nares)
----



Day 2
Room 1004, 7.30am

Alarm meja di sebelah kiri tempat tidur berdentang menunjukkan angka 7.30. Hanna terbangun dari tempat tidurnya dan segera beranjak ke kamar mandi. Tanpa tersadar bunyi air yang mengucur di dalam kamar mandi. Dan dengan segera matanya menatap lebar.
'Tumben Aes jam segini udah bangun' batinnya bertanya kebingungan

Nares keluar dari kamar mandi masih dibalut dengan handuk yang berpotongan kimono dan menutup rapat tubuhnya sampai lutut.
"Hai! Udah bangun?" tanya Nares ceria
"Seharusnya gue deh ya yang nanyain lo kaya gitu, kok tumben sih udah bangun?" tanya Hanna masih dengan muka mengantuk sisa chatting tadi malam
"Iya hehe" jawabnya dengan muka cengengesan, "aku lupa bilang kalo hari ini aku udah mulai latihan intensif di gedung Han, sorry banget yaa"
"Oh gitu, yah, berarti liburan kita udah selesai dong ya?"
"I guess so..."
"Sampe jam berapa nanti latihannya?"
"Tenang, cuma sampe jam makan siang kok. Nanti jam 1 aku tunggu kamu di tempat makan siang ya, terserah kamu deh, bebas!"
"Oke deh, yaudah aku mandi dulu. Kamu jangan lupa sarapan ya, nanti mag mu kambuh, dandan yang cantik dan salam buat si wayang ganteng itu ya hahaha"
"Dasar..... Oke deh bos siaaap!" jawabnya yang terakhir dengan tangan di samping kepala membentuk posisi hormat.



***

Nares menggigil keluar dari hotel. Jam tangan Guess yang melingkar cantik di tangan kirinya sudah menunjukkan angka 8, tapi tak sedikitpun cahaya matahari muncul di ufuk timur. Malah langit yang terlihat sedikit kelabu dan berawan biru cerah. Alhasil walau sudah dibebat scarf oranye Hermes dan berlapis mantel berpergian berwarna nude keluaran Chanel, tetap saja badannya menggigil kedinginan. Tapi ia bersyukur karena sudah menutup kaki jenjangnya sampai lutut dengan ankle boots berwarna coklat keluaran Jimmy Choo. Tas tangan merahnya bertaburan tulisan LV dimana-mana, menggandul apik di tangan kirinya, sesekali bertabrakan dengan rambutnya yang diikat pony tail.

Ia berjalan sambil sekali dua kali merapatkan mantelnya, berharap udara menghangat ketika jam bergerak meninggi. Nares akhirnya menepi di ujung blok di sebuah kedai kopi bernuansa coklat kehijauan, starbucks. Aroma arabika yang menyengat, menggoda indra penciumannya. Dan akhirnya kepada tiramissu-lah ia melabuhkan pilihannya. Sebenarnya, Nares sama sekali bukan pecinta arabika, tetapi entah kenapa tiramissu selalu mengikat lidahnya.

Ia menunggu dengan bosan di salah satu meja terluar, sambil sesekali mengecek gadget nya yang terletak di meja depannya dengan gusar. Takut telat.
"Anna?" sahut sebuah suara yang ia kenal
"Zayn?" tanyanya melihat pemilik suara itu, dengan bau perfume aigner nya yang semerbak menggoda hidungnya
"What are you doing this early?" dan ketika itu, tiramissu yang Nares pesan sudah tiba, dan hilanglah semua kegusarannya
"Umm sorry, I'm in an hurry, I'll talk to you later see ya!" sahutnya cepat sambil setengah berlari menuju stasiun City Rail terdekat, mengejar kereta pukul 8.30.



***

7.45am
Room 1005

Zayn baru saja terbangun ketika telepon genggamnya berbunyi minta diangkat. Ia segera beranjak untuk mencuci muka dan menggosok gigi dan berpakaian sesimpel mungkin. Ia memang bukan pecinta kopi, tapi teman-teman sesama one direction nya sudah menunggu di sana. Alhasil dengan kantung mata menghitam, ia keluar dari kamarnya menuju gerai kopi terkenal di ujung blok, starbucks. Tanpa ia sadari, angin pagi kota Sydney tak berbeda jauh dari angin London, sama-sama menyejukkan, sama-sama membekukan.
"Brrrr..." ia menggigil
Tapi, gigil kedinginannya sirna melihat siluet seseorang yang ia kenal, bukan salah satu anggota one direction, tapi... Nares.
"Anna?" tanyanya dengan muka penuh tanda tanya
"Zayn?" tanya Nares tak kalah kagetnya
"What are you doing this early?" tanyanya, tapi tepat saat itu seorang pramusaji laki-laki membawa nampan berisi cairan coklat mengepul dari sebuah paper cup berlapis kardus coklat untuk memegangnya dan memberikannya kepada Nares
"Umm sorry, I'm in an hurry, I'll talk to you later see ya!" jawabnya cepat sambil menghambur ke jalanan setengah berlari ke arah stasiun City Rail terdekat

"Zayn!"
"Hey boys!"



***
12.28pm
Sydney Opera House

"And all the mistakes should be punished, for who are cruel to the world. But the holly one would always survive, for they never be cruel. And this is a classic story of how true love never ends, even when the world ends, true love stands and declares that the world is nothing but when they are together" narator berkata panjang lebar menutup sebuah aksi teatrikal sendratari klasik dari Tanah Jawa, lampu meredup hingga akhirnya mati total sebelum terdengar tepuk nyaring Professor Dharma.

"Perfect! Kalian benar-benar sudah siap" teriaknya bangga pada dinding gedung yang menggemakan suaranya, "Nares, gerakanmu sungguh luar biasa, pertahankan itu" katanya lagi melihat Nares yang sudah sibuk menggunakan ankle boots-nya sejak latihan selesai, "ngomong-ngomong, 2 hari ke depan kalian diliburkan untuk istirahat karena gedungnya juga akan dipakai, sekali lagi selamat untuk kalian dan pertahankan!" terangnya terakhir kali sambil menaiki panggung menuju backstage

Nares segera berlari menuju samping panggung tempat ia meletakkan tas tangan LV-nya.
"What? 3 missed calls, wah bisa-bisa dibunuh Hanna nih gue" keluhnya frustasi, "Professor, aku duluan ya, udah ditunggu nih dah prof dah semuaaa" teriaknya sambil mengenakan mantel berpergiannya dan setengah berlari mencari pintu keluar yang menyaru dengan temboknya yang hitam.



***
12.55pm
The Leaves Restaurant

Restoran bergaya minimalis modern, lengkap dengan potongan bujur sangkar di setiap sudut bangunannya. Ditambah dengan lampu-lampu yang akan mempercantik ruangannya terutama di malam hari, menghadap ke Sydney Harbour Bridge, menampilkan lampu kerlap-kerlip yang membentuk jembatan yang kokoh menjulang. Sementara di waktu makan siang seperti ini, restoran ini sudah seperti pasar.

Nares masuk masih dengan nafas terengah-engah sisa berlari dari stasiun city rail. Di sebuah restoran bergaya modern dengan pengunjung yang membeludak, dengan muka bingung mencari wanita berbaju hijau
'That's it' batinnya melihatnya menemukan apa yang ia cari
"I'm sorry I'm late, the rehearsal was taking forever" keluhnya penuh nada bersalah
"It's okay, we're fine"
"We? Oh hey Safaa!" sapanya manis, "where's Zayn?" tanyanya
"Kenapa harus Zayn yang dicari, yang ada kan gue sama Safaa, kok yang dicari malah Zayn, sih" gerutu Hanna yang tanpa ia sadari dalam bahasa indonesia
"That's why, how could Saafa be here while there's no Zayn?" jawabnya dalam bahasa inggris karena melihat mimik Safaa yang kebingungan
"He's with his friends" jawab Safaa
"Friends? I never knew he got friends here"
"His boys, one direction. They came up here too"
"Oh I see..."



***
7.05pm
Room 1004

Kriiing... Kriiing....
Telefon di kamar 1004 berbunyi nyaring

"Hello?" tanya sebuah suara yang mengangkatnya
"Anna?"
"Yeah, it's Safaa, isn't it? What happened?"
"Yes it is, Zayn asked me to ask you, what if we had dinner down stairs?"
"Right, name the place"
"The hotel's restaurant, 3rd floor"
"Alright, gotta be there soon"
"Kay, we're waiting for you guys"

***
7.30pm
Grand Media Restaurant, 3rd floor

Nares dan Hanna masuk ke sebuah restoran, yang lebih tepat dibilang seperti ruang makan, di hotel yang mereka inapi.
"Guess I told you to come at 7, didn't I?" tanya sebuah suara yang ia kenal
"You didn't tell me so, you just asked me to have dinner, you didn't name the time"
"My fault then, grab a seat! Let me introduce you to my boys"
"Hold on" sela Hanna, "I'll take food first, okay"
"Me too, hold on!" sahut Nares mengiyakan

"Well then boys, here are my girls here, it's Hanna and this one is Anna. Girls, these are my boys, this one is Niall, Louis, Harry and Liam"
"Hey, girls" sapa the boys kompak
"Hey, Niall, Louis, Harry, Liam, I'm Anna and it's my cousin, nice to see you" sapa Nares dengan senyum termanisnya
"I like your accent" sahut Harry kepada Nares
"Really? You know, I love british accent much more than American one, cause I think british is sexy hahaha" jawab Nares
"You must think we're sexy then" sahut Harry
"Nah no she must think I'm the sexy one" sahut Zayn
"Zayn..." Harry berkata dengan wajah yang datar
"What? It's true right, I'm the sexy one" sahut Zayn membenarkan
"It's gotta be me, Zayn, I'm sorry but trust me I am" dan Harry masih berdebat dengan Zayn
"Hush you guys, let's hear it" sampai akhirnya Louis yang turun tangan
"What?" tanya Nares ketika semua mata memandangnya menagih jawaban
"Who's the sexiest from us?" tanya Harry
"What the... Okay, I don't want him to burst his bubble, but sorry Harry, it's Zayn" jawabnya kaku
"See? Hahaha"
"Well we know it's always gonna be Zayn if we're asking about 'who's the sexiest one' so stop talking about that and finish up our food" komentar Niall pedas
"Niall, always about food" gumam Zayn lirih, namun ternyata terdengar oleh Nares
"No difference to you then" komentar Nares acuh
"Yes there is, I'm not a hardcore fans of food, well yes I am, it's just a lil' bit better than him" kilah Zayn
"Well, still the same. Food fanatics."
"Everyone needs food" Niall said
"Nah he's right, everybody does" Zayn menimpali
"I do, it's just you guys are like umm what do I call that, uh, it's like you love food more than you love anything else in the world" jawab Nares frustasi
"Yeah we are!!" sahut Harry, Niall, Liam dengan kencang
"Guys, c'mon..."
"What? You should do, you know that food never lies" Liam berkata mengiyakan
"They don't trick you like people do" Louis menimpali
"People don't, you do!!" Dan Nares hanya bisa berkilah sedikit
"Okay admit it, we all do" Harry akhirnya menengahi debat mereka semua
"Sometimes..." Louis menyahut
"A bit often" Zayn berkata, membenarkan, hanya saja statement nya terdengar lebih buruk
"Whatever"
Dan percakapan itu ditutup dengan canda tawa keakraban antara Nares, Hanna, Safaa dan the boys.



***
9.00pm
The Breeze Pool, 9th floor

The boys dan the girls sedang duduk dan menikmati kedamaian khas kolam renang. Dengan riak air yang sesekali menghambur karena orang yang berenang. Lampu-lampu kuning yang menyaru dengan birunya air kolam renang, membentuk toska yang menyorot dalamnya kolam renang. Ditambah dengan sesekali suara deru blender dan es yang berjatuhan, atau bunyi harum daging yang bercampur bumbu barbeque yang dipanggang, menyeruak.

Sementara Hanna dan Safaa lebih banyak bermain dengan the boys, Nares lebih banyak bermain dengan gadget iPad nya, menghafal beberapa gerakan, menghafal lebih banyak syair. Sambil mencari quotes yang ia pikir cocok untuk improvisasinya dan sesekali menggeram frustasi akan tekanan latihannya.
"Hey..." sapa Zayn
"Hey, Zayn" jawabnya lemah, "what?"
"Nothing.. What happened with you? I saw the blue in your face"
"Nah, no. Nothing"
"Bad liar"
"I didn't lie"
"Really?"
"Whatever. Okay, I lied. Yes, I'm frustrated because of this whole Shinta's stuffs. okay?"
"The whole what?"
"Shinta's stuffs"
"What's that Shinta's stuffs?"
"My part"
"What part?"
"Part of my theatrical dance"
"Theatrical dance? Did you mean you're a dancer or something?"
"Yup, I'm a classical Javanese dancer, that's why I came here, we're having show here, Aussie is part of the world tour"
"Japanese dancer? Cute!"
"Javanese, Zayn, it's one of Indonesia's tribe"
"Oh... I see. So when will you be performing?"
"It's about a week or so"
"So that's why you were in an hurry this morning? You were supposed to have the rehearsal"
"Gee, you're smarter than I thought!"
"Come on, I'm a performer too"
"Yup, guess I forgot that one"
"Sydney opera house? One more week?"
"Yeah, but I don't think it'll be one more week, it should be 1,2, uh 3 days"
"Wow! That's great!"
"Yes it is..." jawab Nares membenarkan, "Zayn?"
"Uh huh?"
"Can you do me a favor?"
"Sure, tell me what it is"
"Would you mind umm watching my show? It's just my offering, you know it's okay if you don't want to"
"Sure. I'll be watching it, first row" :)
"Really? Aaaa thanks Zayn! Thanks a lot!" kata Nares kegirangan, dengan muka cerah tanpa sengaja ia memeluk Zayn, "Sorry....." katanya lagi dengan salah tingkah, dengan pipi semerah tomat, namun senyumnya tipis mengembang
"It's fine. What to worry? Come here" jawab Zayn sambil menarik Nares dalam dekapannya, memeluk Nares dengan dua tangannya melingkar di pinggang Nares yang langsing, menempelkan ujung dagunya di puncak kepala Nares, menghirup harum aroma sampo aqua lily yang menyeruak di tiap helai rambut Nares, sambil sesekali berharap ia tak perlu mengakhiri pelukan ini.



***































KYAAAAAA Zayn hugs Nares!! awwww who's envying? hahaha anyway thank you for staying tune on my #ZLS what will happen next? keep stay tune on my Truly, Madly, Deeply! yeah! and also I still need your feedback :$ simply tweet me what you think to @katantyra. Thanks for reading, hope you love this part, see you next week!:-)

xoxo
Tanty

Reply · Report Post