Tanty · @katantyra
28th Oct 2012 from Twitlonger
A Zayn love story #ZLS
"Truly, Madly, Deeply" #Part6
Part VI -Last Day in Sydney-
Written by: Admin Tanty (@katantyra)
Have a good reading!:-)
"LAST DAY IN SYDNEY"
"Your smile, they look as sweet as sugar. Your eyes, they look as bright as sunshine. Your cheeks, they're blooming like the roses on the spring, blushed in pink" (Zayn)
Last day, 5.50am
Room 1004
Nares bangun pukul 6 kurang 10 menit sambil meloncat kaget dari kasurnya.
"Han, bangun Han, udah jam 6 kita belum subuh" ucap Nares sambil menggoyang-goyangkan badan Hanna
Tapi, yang dibangunkan belum juga bangun, akhirnya Nares masuk kamar mandi dan segera mengambil air wudhu. Akhirnya Hanna terbangun sebelum Nares selesai solat subuh.
"Berarti hari ini hari terakhir kita bareng dong ya Han, kamu bakalan lanjutin kuliah kamu di Prancis, trus aku lanjutin tur nari aku ke Belanda" ucap Nares sambil merapihkan beberapa pakaiannya yang baru diambil dari binatu hotel
"Iya, tapi jangan sedih gitu dong, kita kan masih bisa sering-sering ketemu. Janji deh, begitu sampai di Paris aku bakalan langsung telefon kamu, okeee?"
"Iyasih tapi tetep aja, rasanya aneh, habis 3 bulan liburan bareng sekarang ditinggal"
"Uuuh, dasar ya sepupu satu ini, sudah lulus sma juga masih aja cengeng kaya anak umur 10 tahun"
"Umur sama cengeng kan gak ada hubungannya"
"Uuu hahaha iya deh iya, udah mandi sana gih, abis itu kita siap-siap"
"Oke, aku duluan ya"
"Iya"
Nares melangkah dengan gontai ke dalam bath up putih yang mengisi salah satu dinding kamar mandi. Bukan apa-apa, tapi Nares memang tidak memiliki sepupu perempuan yang seumuran dengannya, Hanna adalah satu-satunya sepupu perempuan yang tidak terpaut umur terlalu jauh. Umur Nares 16, sementara umur Hanna sama seperti Vazil, kakak Nares, 20 tahun. Terpaut 3 tahun, tapi tahun ini Nares belum berulang tahun. Sehingga bisa dibilang mereka bertiga tumbuh bersama, kecuali sekitar 3 tahun lalu ketika kakaknya, Vazil dan Hanna harus menempuh jalur perguruan tinggi yang kedua-duanya diterima di luar Indonesia. Sementara Vazil diterima di Fakultas Ilmu Musik di universitas di London, Hanna diterima di salah satu perguruan tinggi di Paris dalam bidang fashion design. Tapi akhirnya 3 tahun terlewati sudah, dan Nares kini sudah selesai melalui proses SMA nya yang lulus sekitar 2 bulan yang lalu. Impiannya masuk Juilliard, harus ia tunda dulu karena umurnya yang belum melewati 18. Dan akhirnya disinilah Nares, merindukan kenangan masa kecilnya.
Wangi sabun wild cherry yang semerbak memenuhi kamar mandi yang berukuran tak terlalu besar itu, sambil menikmati dinginnya air yang merendam tubuhnya, sesekali air mata turun membasahi pipinya. Biasanya ia akan sangat menyukai hangatnya air panas yang membakar lelah di tubuhnya, tapi entah kenapa pagi ini ia ingin membekukan lelah di tubuhnya, 'biar saja, biar aku tak perlu terlalu sendiri, biar ada lelah yang menemaniku' pikirnya pilu.
"Heh, itu mata kenapa bengep begitu? Pasti kebiasaan deh abis nangis, ya kan?" tembak Hanna langsung ketika Nares keluar dari kamar mandi
"Plis deh yakali gue nangis, enggak lah"
"Ah ngomong sama lo mah susah banget diajak jujurnya"
"Yeh lo aja yang gak pernah percaya gue"
"Tau ah bodo mau mandi" jawab Hanna sambil menutup pintu kamar mandi
Sementara Nares mengambil baju gantinya untuk berangkat siang ini, sebuah terusan berwarna pink pucat, peach, dengan lengan 3/4 dan yang berakhir tak jauh dibawah pinggulnya yang ia padukan dengan celana spandex bermodel jeans berwarna hitam, yang nantinya akan ia tutupi dengan trench coat kesukaannya yang berwarna broken white milik rumah mode Chanel. Setelah berganti baju, barulah ia memoleskan sedikit concealer di sekitar matanya yang memang terlihat kehitaman, dan barulah ia berdandan sesimpel biasanya. Dengan sapuan bedak tipis, dan lip gloss pink cerah yang membuat wajahnya terlihat tak lagi pucat.
Ketika ia mengeluarkan koper miliknya dan milik Hanna, sambil membawa handbag dan trench coat di tangan kirinya, disaat yang sama Zayn dan Harry juga sedang mengeluarkan koper mereka.
"Why are you guys already in suits?" tanya Harry
"We're about to have breakfast, right? we've got to be so tight about the plane's schedule you know" jawab Hanna sekenanya
"Yes, Ma'am!" kata Harry sambil masuk lagi mengambil beberapa barangnya
"You look.......umm fabulous?" puji Zayn
"Thanks, you look umm formal but I love them on yours" komentar Nares terhadap pakaian Zayn pagi ini, simple, hanya kaos oblong berleher V yang dibalut dengan blazer biru donker dan celana berwarna senada juga sepatu kulit berwarna coklat agak hijau
"Thanks" jawab Zayn sekenanya sambil tersenyum, ragu, tapi tetap seperti biasanya, deadly. Yang disenyumi, hanya tersipu, menimbulkan rona kemerahan di kedua pipinya yang terlihat tak lagi terlalu pucat
"Anytime" jawab Nares, juga sambil tersenyum, yang selalu membuat Zayn ingin mencium senyum itu
"Guys, you're done?" tanya Liam yang baru saja keluar dari kamar di sebelah kamar Hanna dan Nares, menghancurkan koneksi mata yang sudah tak terputuskan itu
"Yeah, let's grab our breakfast!" jawab Niall semangat
"Nialler, always food" komentar Hanna
"Hahahaha come on, come on"
***
On the way to Kingfords Smith, Sydney International Airport. 9.38am
Setelah selesai sarapan, mereka berdelapan mengurus segala kelengkapan barang-barang mereka dan mengurus check out dari hotel. Dan segera menaiki 2 mobil yang sudah disiapkan di lobby. Zayn, Safaa, Nares dan Hanna duduk di satu mobil, sementara sisanya di mobil lainnya.
Langit sepertinya tak lagi ragu menghadirkan tangisnya, pagi ini hujan, tak begitu deras, tapi debit airnya mampu membasahi kain baju yang mereka pakai. Nares sudah berkali-kali merapatkan coat nya, tetapi masih saja ia merasa kedinginan, ia memang tak pernah terlalu terbiasa dengan angin Australia ataupun Eropa. Akhirnya ia nekat mengambil salah satu scarf yang ia sengaja letakkan di tas kecilnya yang berisi peralatan makeup yang rencananya akan ia letakkan di kompartemen atas di kabin nanti.
***
Departure Terminal 3E, British Airways, Kingsford Smith International Airport, Sydney, New South Wales.
Akhirnya mereka berdelapan sampai juga di terminal 3E Bandara Kingsford Smith, sementara Nares, Safaa dan Hanna segera masuk untuk mengurus urusan imigrasi mereka berdelapan, Zayn dan keempat pria lainnya masih sibuk mengurus koper-koper mereka yang super banyak. Ini adalah satu hal yang Nares syukuri ia jalan bersama Zayn dan laki-laki lainnya, karena koper yang ia bawa pasti akan sangat banyak jumlahnya, maklumlah peralatan nari yang ia bawa memerlukan banyak ruang di koper-koper besarnya. Ini juga yang membuatnya mensyukuri Indonesia, karena tidak ada jasa porter di luar negeri, sehingga ia selalu bersyukur setiap ia pulang ke Indonesia.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya waktu untuk boarding pesawat mereka pun tiba.
"Hello, bunda?"
"Hey honey, ada apa?"
"Bun, aku sudah mau boarding dari Sydney nih Bun"
"Okay, honey, bunda sudah di London kok, I'll tell my driver to pick you up later, okay?"
"Okay Bun, jangan lupa tolong bilang ke Mas Ajil ya Bun?"
"Pasti, nanti kita ke Cambridge nya bareng kok"
"Okay Bun, bye Bun"
"Bye, sweet darling, take care ya, I love you"
"Love you more Bun"
"Are you done?" tanya Zayn
"Loh Zayn? Where are the others?"
"They're already boarding to the plane"
"Oh I see, so they left us alone?"
"Kinda, ahahaha. May I help your bag?" tanya Zayn sambil mengambil tas tangan berukuran cukup besar berlogo Hermes yang ditenteng Nares dengan tangan kanannya
"Yes, please, thank you"
"Anytime"
"Welcome aboard, your coat please, Miss" sapa seorang pramugari kelas utama di maskapai tersebut
"Oh, yes, please" jawab Nares ramah
"Your ticket, please"
"13A and 13C"
"Aes, aku boleh ya duduk sama Safaa?" sahut Hanna dari bangku Zayn manja, memang sejak menonton Teater Broadway tempo hari di Opera House, Hanna dan Safaa jadi lebih dekat
"Tanya sama Zayn lah itu kan kursinya Zayn"
"Suka gitu deh. Zayn, can I sit with Safaa?"
"Yes you can" jawabnya, "So is it okay for you?"
"Sure" jawab Nares, sambil tersenyum lemah
"Don't be that nervous, then" sahut Zayn
"Hah? What? Nervous? Not at all"
"But you look like one.. eh wait, are you having a kind of motion sickness or something?"
"Nah, no"
"Uh, good then, anyway let's see here, what do you have for your inflight movie?"
"I don't know, let's see here" jawab Nares dengan pertanyaan sambil mencari di movie list, "maybe the last song, I'm still loving this" lanjutnya sambil men-drag icon film tersebut ke daftar putarnya
"You've watched that before?"
"Yap, and I still love to watch it"
"Well guess that quite interesting" jawab Zayn sambil mengencangkan sabuk pengamannya, karena pesawat akan lepas landas
"Well then, let's watch it together!" sahut Zayn, yang dijawab dengan anggukan singkat Nares
Selama sekitar satu jam setengah ke depan, Nares dan Zayn duduk dalam keheningan dan keseriusan film yang mereka tonton. Sementara suasana kabin lama-lama mulai meredup, ternyata cuaca hari itu tidak begitu baik, hujan mulai melanda dan langit agak sedikit kelabu. Dan mulailah hujan itu turun, bukan hujan yang berasal dari kondensasi awan, tetapi dari mata Nares, ya Nares menangis. Tepat ketika tokoh film itu meninggal. Zayn menyadari hal itu, dan dengan sigap, ia merangkul bahu Nares dan menyenderkan kepala Nares di bahunya sambil mengelus lembut rambut Nares. Akhirnya film itu berakhir,
"I never knew you could be so emotional about a movie"
"I never knew I'm still crying that movie for the fourth time, I mean oh shoot!"
"But the movie is awesome, I love the plot, and how the conflict was built"
"Yeah, it's one of the good movie I love"
"Would you like to have anything, sir?" kata seorang pramugari menawarkan snack sore
"What would you like to have?"
"Chocolate pudding"
"Okay so chocolate pudding and cheese cake please"
"And the beverages?"
"Do you like apple juice?"
"I do"
"Alright, 2 glasses of apple juice"
Setelah itu, mereka berdua larut dalam makanan masing-masing sambil sesekali Zayn meminta pudding Nares, atau Nares sesekali mencolek krim keju di kue Zayn. Atau Nares yang tertidur sambil mendengarkan earphone dengan playlist di hadapannya.
Tapi, seperti yang sudah disebutkan, cuaca buruk menyebabkan turbulensi, untungnya Nares sudah mengenakan sabuk pengaman, tapi tak pelak Zayn kembali menyenderkan kepala Nares di bahunya. Tapi kali ini ia menggenggam tangan kanan Nares. Desah nafas Nares yang beraturan, atau harum Aqua Lily yang menyeruak di setiap helai rambutnya, atau wangi parfum Dior yang melekat di blazer Zayn kini, mungkin adalah 3 hal yang akan sangat dirindukan Zayn ketika ia jauh dari Nares. 'God, what happened to me? Why I have to worry her when I don't catch her with my eyes? Why I have to be so protective when she's around? Why I have to miss her when I don't smell her perfume' jeritnya dalam hati, hanya dalam hati, 'why I have to be so happy to see her beautiful smile? Why I cannot see her bruises in tears? What happened to me?' lanjutnya lagi. Tanpa terasa ia sudah menempelkan bibirnya di kening Nares, merasakan dingin hari-hari Nares, merasakan untuk sekali ini api cintanya tersalurkan, "if I happen to love her, then it might be my first and, who knows if it's gonna be my last?" ucap Zayn, sambil mengecup kening Nares, lama, dalam, dan penuh api cinta.
"He loves her" sahut Hanna,
"What?" tanya Safaa yang mendengar gumaman Hanna
"Uh, no."
Finally, akhirnya, Nares udah gede juga. Udah bisa punya cowo. Gak nyangka adek kecil gue, akhirnya bisa ngegaet cowo seganteng Zayn, okelah Nares emang cantik, cantik banget malah, dan untuk pertama kalinya, selain keluarga sedarah Nares disayangin sama laki-laki, ralat, dicintai.
***
"Dear passengers, the in-flight dinner will come in 15 minutes. Once more; Dear passengers, the in-flight dinner will come in 15 minutes"
Nares terbangun pada sekitar waktu makan malam, mendapati tangan kirinya hampir mati rasa sangking dinginnya, menyadari bahwa ternyata ia tertidur di bahu Zayn dengan Zayn menggenggam tangan kanannya, 'Hmm pantes aja gak dingin, yang megang hot gini' batinnya berkata. Sambil menyibak selimut, Nares berjalan ke kamar mandi di belakang untuk mencuci muka. 'Tuhaaan, kenapa sih harus banget ketiduran di bahunya Zayn? Kenapa juga harus Zayn, seorang superstar dunia, aku gak mungkin bisa sama dia' sahut batinnya merana, sambil membasuh wajahnya dengan air dingin yang mengalir pelan.
"Loh Zayn, you're awaken?" tanya Nares ketika ia kembali ke kursinya
"Hey, yeah I am, come on eat your dinner!" jawab Zayn sambil menyingkirkan meja lipat kursi Nares, dan tepat saat itu Harry keluar dari kursinya menuju kamar mandi, sambil berbisik pelan di telinga Nares, "How does it feel to hold his hand?" yang langsung membuat pipi Nares semerah tomat, yang mengatakan hanya nyengir dan mengedipkan sebelah matanya melihat tingkah Nares
"Come on! You're going to come in, aren't you?"
"Eh kay" jawab Nares hambar, 'aduh mati, jangan bilang daritadi Lou sama Haz ngeliat kalo gue sama Zayn pegangan tangan?' batinnya berkata memelas
Setelah makan Nares kembali memasang earphone nya, "can I look at your playlist?"
"I beg your pardon?" tanya Nares sambil melepas satu earphone nya
"Can I look at your playlist?"
"Oh sure"
"Well it's mostly Avril Lavigne, Celine Dion, Adele and so. Are you a radical woman or something?" tanya Zayn, nada bertanyanyasih santai, tapi mimik mukanya yang geregetan sama sekali tak bisa disembunyikan
"Hahahaha no! They're just simply there, and there ain't no better way than to choose your playlist than to looking for, for hours. I'm too lazy to look for the songs here, it's just they're already there"
"Reason accepted" jawab Zayn sambil mengangkat kedua bahunya
"Zayn?"
"Hmmm?"
"Can I have your shoulder again?" tanya Nares, yang seketika itu membuat kepala Zayn menengok spontan, "I mean, can I lean on your shoulder again? It's okay if you don't want to" lanjutnya lagi, malu
"Oh no, no, it's fine come here!"
"Hehehehe thanks Zayn!!you are the best, ever!" dan tak lama kemudian Nares sudah bersandar di bahu Zayn dan melayang ke alam mimpi.
***
*Zayn's POV*
Because your Dior smell is the sweetest, and how your elbow raised when you're curious about a thing. I like how your eyes shine the world, like all the shines were there. I like how you smile, like you make my heart stops beating for a very second. Because I like how your cold breath mixes in mine. I like how the spaces between my fingers are perfectly fit to yours. And I like how you keep your cool when you're so spoiled in fact. And I like every inch of you, because I like you.
*Nares's POV*
Because I love your smell, and I like your elbow, your eye lashes, your nose. I like how your hot breath felt just on my skin, I like how your british accent when you talk to me, I like how cranky you are in the morning. And I like how you keep your cool, even though you're far from cool, actually. But that's just how I like you, how I really like, how I'm so obsessed about every single thing about you.
***
HELLA GUYS! it's me again :) how do you like it? tell me what you think, it means a lot to me! thanks for reading and always staying tune, hope you guys love this part! simply send your feedbacks to @katantyra. see you next week! #muchlove :-)
xoxo
Tanty