katantyra

Tanty · @katantyra

28th Oct 2012 from Twitlonger

A Zayn love story #ZLS
"Truly, Madly, Deeply" #Part7
Part VII -This is London!!!-



Written by: Admin Tanty (@katantyra)





Have a good reading!:-)





"THIS IS LONDON!!!!"


"Because you're all I need to cuddle me during the darkest hours. You're all I need to cheer me up during the cloudy days. You're all I need to shine me bright during the blackest night." (Nares)
---


Midnight at British Airways
00.01am

Zayn terbangun mendapati kabin pesawat sudah super dingin. Tapi ketika ia bangun, kabin pesawat sudah gelap total, satu-satunya penerangan adalah cahaya lampu darurat di bawah kursi. Mungkin ini sudah tengah malam, pikirnya. Ketika ia ingin beranjak untuk mematikan ac di kompartemen atas, ia baru sadar bahwa sebelah tangannya sudah menjadi guling bagi Nares. Walau kini kepalanya sudah tak lagi bersandar di bahu Zayn, tapi kedua tangannya memeluk erat tangan Zayn. Ketika Zayn menengok ke sekelilingnya, semua masih sibuk tertidur. Hanna dan Safaa di sebelah kanannya sedang tertidur, Louis dan Harry yang duduk di depan Hanna dan Safaa juga masih tidur. Akhirnya Zayn mengurungkan niatnya, dan sebagai gantinya malah menekan tombol call di samping kanan tempat duduknya dan meminta tambahan selimut buat Nares dan dirinya, kemudian kembali terbang dan mendarat di pulau kapuk.

***


Nares terbangun ketika perlahan lampu kabin dinyalakan, cahayanya putih tak terlalu terang, walau tak menusuk tetap saja ia terbangun. Ia terbangun dalam keadaan yang tenang, 2 lapis selimut telah menutupi tubuhnya dan Zayn. Ia baru tersadar bahwa dua tangannya sudah memeluk tangan Zayn, 'astaghfirullah..' batinnya, sambil segera menyingkap selimut dan berjalan ke kamar mandi.

Ketika ia selesai dari kamar mandi, ia bertemu Liam
"Eh, hi Anna" sapanya masih dengan muka bantalnya
"Hi Liam" sapa Nares sambil tersenyum lemah
"Go wake Zayn up, he's a bit hard to be awakened, you know? 'Cause soon the breakfast will come"
"Well then, I will"

"Zayn...." panggil Nares sambil menggoyang-goyangkan bahu Zayn ketika ia sudah kembali duduk di kursinya
"Oh God, Ann, are you serious? He won't wake up if you do it like that" pekik Safaa kaget
"Huh?" tanya Nares tak mengerti
"Look at me... Zayn!!!!wake up!!!!" ucap Safaa agak kencang, sambil menggoyangkan kedua bahu Zayn
"Hmmmh what?" tanyanya malas
"Wake up, it's morning already" jawab Nares
"Kay..." lanjutnya lagi sambil mengulet dan melepas sabuk pengamannya dan beranjak ke kamar mandi
"See? You've got to be a little (bersemangat) you know"
"Hahahaha thanks Saf"
"Anytime"

"Excuse me, what would you like to have, sir?" tanya seorang pramugari ramah kepada Zayn
"Umm, Kellogs' frosted flake please, what do you want, Ann?"
"Fruit loops"
"And fruit loops" terus Zayn
"Any drink would you like to have?"
"Strawberry, vanilla, chocolate?" tanya Zayn pada Nares
"Umm strawberry then"
"Vanilla and strawberry milk, please"
"And no ice" sambar Nares
"Yeah, no ice, both of them"
"Here you are, enjoy your meal"
"Thank you" sahut Zayn dan Nares berbarengan
"What do you watch? Why so serious?" tanya Zayn
"Hmmm oh, this is the social network"
"You like that like a lot or something?"
"No, I haven't watched this before, that's why I'm paying attention to this"
"Okay, you might be too serious, but eat your breakfast"
"Hmm? Ehehehehe alrighty brooo!" jawab Nares genit

***



Heathrow Int'l Airport
10.02am
Terminal 2H, British Airways

Akhirnya Nares dan yang lainnya tiba di Bandara Heathrow, London sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Sementara yang lainnya sudah menuju tempat pengambilan bagasi, Hanna dan Safaa sudah menepi ke arah kanan, ke arah penerbangan sambungan atau transit. Setelah Hanna dan Safaa selesai berpelukkan, barulah Nares menghampiri Hanna yang diiringi dengan tatapan mencari Zayn. Tapi pada akhirnya Zayn hanya berjalan ke arah Safaa, dan bertanya apa yang terjadi, lalu berjalan menjauh untuk memberi mereka sedikit privasi.
"Aes, gue cuma transit nih sayang"
"Hah? Lo jadi gak ketemu bunda sama daddy dong?"
"Enggak, Es, gue langsung"
"Yah....Hanna.........."
"Jangan nangis deh, plis banget jangan cengeng dong"
"Hati-hati ya di Paris, kalo ada apa-apa kabarin gue langsung ya" ucap Nares dengan mata berkaca-kaca tanpa memerdulikan kata-kata Hanna barusan
"Iya adik kecilku tersayang, lo juga hati-hati ya di London, di Amsterdam nanti, jangan macem-macem ya! Jangan lupa salamin buat bude, pakde, tante rere sama eyang lo ya"
"Iya Han, pasti gue salamin kok hati-hati ya!" ucap Nares singkat sambil memeluk Hanna, dan dengan sembunyi-sembunyi dan susah payah menahan air mata yang sudah terlanjur mengalir
"Zayn" panggil Hanna melihat Zayn agak sedikit jauh dari mereka, mungkin untuk memberi sedikit jarak
"What?" tanya Zayn cuek masih sambil membawa tas Nares
"Come here"
"What? Where are you going?" tanyanya pura-pura bodoh, padahal saat Safaa tadi berlalu melewatinya ia telah diberitahu
"It's just a transit route for me, so I'm heading to Paris, so take care of Nares will you? I'm begging you, please"
"I will, with all my life" jawab Zayn kaku, sambil merangkul Nares dengan tangan kanannya yang bebas, "be careful, take care!"
"Thanks" jawab Hanna singkat sambil melepas tangan Nares yang sejak tadi ia genggam
"Have you called your mom?" tanya Zayn untuk mengalihkan perhatian Nares ketika mereka berdua mulai berjalan menuju tempat pengambilan bagasi
"Huh? Oh I almost forgot that" lanjutnya sambil mengeluarkan iPhone 4s dari tas tangannya, "thanks for reminding hehe"
"You're very welcome" jawab Zayn sambil mengacak-acak rambut Nares, yang membuat bibir Nares sedikit manyun
"Hey bun" jawab Nares di telefon
"Hey honey, I'm outside sweetheart"
"Okay, bun, I'm gonna claim the baggage first, kay?"
"Alright, sweetheart, make sure you don't leave anything"
"Okay my sweet bunda, mwah!" jawab Nares manja sambil menutup hpnya
"Anna, check 'em out! Let's see if any of us left a thing" sahut Zayn sambil memberikannya beberapa lembar kode batang bagasi mereka
"Okaaaay" jawab Nares sambil menghitung koper dan mencocokkannya dengan daftar barcode bagasi
"Any bags left?" tanya Louis sambil mengangkat tas koper terakhir dari ban berjalan
"That's all, udah semua kok" jawab Nares
Dan akhirnya 4 laki-laki mendorong 4 trolley, "a little bit too much actually" ucap Harry
"We bring girls, Haz" sahut Liam sambil menepuk bahu Harry ramah
"Hahahahahahaha" yang disambut dengan derai tawa yang lainnya

"Hai bundaaaaa"
"Hai sweetheart, loh Hanna mana? Dia cuma transit ya?"
"Iya bun"
"Wah kamu disini sama siapa dong?"
"Maksudnya?"
"Hello, Mr and Mrs Kromowiryo" sapa Zayn bersemangat melihat sosok wanita dan laki-laki dewasa yang ia kenali. Satu wanita paruh baya, kulitnya mungkin sudah tak lagi semuda dulu. Tapi tatap matanya yang hangat dan berbinar, senyumnya yang mengembang tipis dan makeup nya yang khas ibu-ibu negara menghias wajahnya yang seputih porselen. Menutup jejak umur sesungguhnya, hijabnya ditata sedemikian rupa membingkai pola wajahnya yang bulat. Dalam balutan foliage panjang rancangan desainer Indonesia ternama, Biyan Wanaatmadja berwarna smoke grey yang cantik di kulitnya yang putih dan sepatu hak tinggi Louboutin berwarna electric blue, ia terlihat ramah dan cantik, Anetta Allodya Kromowiryo, memang selalu terlihat berwibawa dan anggun dalam setiap pakaiannya, batin Zayn. Sementara di sebelahnya berdiri seorang laki-laki umurnya sekitar pertengahan 40, berdiri tegar, masih gagah. Bahunya kekar, dadanya bidang, wajahnya yang bulat penuh humor. Dalam balutan kemeja putih dan jas hitam Prada, sepatu pantofel hitam Clarks-nya mengilat bersih tanpa debu setitikpun. Dmitry Wirantyo Kromowiryo, sosok ayah impian yang selalu ada dalam bayangnya, berwibawa tapi tetap bersahaja, tegas tapi penuh kelembutan, mereka masih sama, sama-sama penuh gelimpahan hidup tapi tak pernah kehilangan jati diri mereka.
"Hello, Zayn and Safaa, wow you guys are bigger now" jawab Anetta ramah dan penuh senyum
"Hahahaha and Mrs Kromowiryo, this is your daughter that I've been taking care of for 2 weeks" ucap Zayn berbasa-basi membanggakan diri
"Ouch, come on, you didn't." bantah Nares
"Okay, a little" lanjut Zayn lagi sambil mengerutkan kening seolah-olah berfikir
"No, you didn't" bantah Nares lagi
"Uh..............really?" tanya Zayn sambil mencubit pipi kiri Nares
"Zaaaaayn, stop pinching on my cheek, will you?"
"How about................I won't?"
"Uh sure, you absoutely won't" jawab Nares sambil memutar bola matanya dan melipat kedua tangannya di dadanya
"Okay guys, so how about you boys? Are you going with us or---" tanya Dmitry Kromowiryo, papa Nares, yang segera dipotong oleh jawaban Zayn
"No, sir, our management has got us, I guess" jawabnya sopan
"Well then boys, we gotta go, 'cause we're going to Cambridge" ucap papa Nares
"Cambridge? I thought Vazil is in Royal Academy"
"Yes he is, but now he got a project for his last assignment so he's staying in London for a while. Anyway thank you for taking care of my daughter"
"Our pleasure, sir" jawab Zayn, tapi sebelum Nares pergi meninggalkan mereka semua, Zayn sempat menarik tangannya, "umm, Ann, can I have your phone number?"
"Oh sure, here they are" jawab Nares sambil menunjukkan layar iPhone nya yang bertuliskan nomor telefonnya sendiri
"Thanks, Anna" ucap Zayn sambil mengacak-acak rambut Nares
"You're.very.welcome" jawab Nares sambil mencoba mengacak-acak ujung rambut Zayn
"See you guys" pamit Nares kepada yang lainnya sambil memeluk mereka satu-satu yang dimulai dari Safaa
"Keep in touch with us, will you?" tanya Harry sambil memeluk Nares
"I will" jawab Nares sambil mengedipkan sebelah matanya dan langsung beralih memeluk Zayn.
"I'm gonna miss you" ucapnya lirih, sangat lirih, mungkin malah hanya berbisik di telinga Nares
"I am gonna miss you too, just make sure you won't forget me" balas Nares tak kalah pelan, dengan mata memerah, menahan perihnya genangan air mata
"Take care, don't be a bad girl, okay?" lanjut Zayn tersenyum, jenis senyum yang memilukan, sambil mengacak-acak rambut Nares sebelum ia memasuki mobil papanya
"Thanks, you too" jawabnya sambil mengedipkan sebelah matanya dan menutup pintu
"Don't love too fast, don't leave too soon" ucap Niall pelan sambil merangkul bahu Zayn yang dibalasnya dengan tatapan dingin dan tegas khasnya.

***



Setelah 3 jam berlalu akhirnya Nares, Anetta, dan Dmitry, tiba juga di salah satu daerah kecil di Utara kota London, Cambridge. Di Cambridge inilah kakak Nares, Alvazil Wirasena Kromowiryo, Vazil, mengerjakan survey untuk tugas akhirnya di Royal Academy, London. Ini adalah senior year, atau tahun terakhir Vazil, sehingga bisa dibilang tahun ini merupakan tahun tersibuk bagi Vazil.
"Bun, kita dimananih kok gak sampe-sampe sih?" tanya Nares
"Dikit lagi kok sayang, sudah gak sabar ketemu mas Ajil ya haha?"
"Bukan buuun -_- aku capek nih pengen bobo, hoaaaam"
"Halah kamu tuh capek habis ngapain toh nduk? Wong di pesawat cuma duduk kok" tanya ayahnya dengan logat jawanya yang kental, entah berapa lama lagi karena setiap berbicara bahasa indonesia pasti logatnya tetap akan menjadi logat jawa.
"Ya karena duduk terus jadinya capek dad"
"Hahaha dasar anaknya daddy deh" ucap mama Nares asal
"Kenapa bun?"
"Enggak...hahahaha"
"Oh iya bun, bun sama dad kapan balik lagi ke DC?"
"Bunda sama daddy? Besok, sayang, kenapa?"
"Hah? Besok?"
"Iya, emang kenapa?"
"Lah terus aku kapan dong ke tempat tante Rere nya?"
"Yaaa besoklah, emang maunya kapan?"
"Cepet banget bun, aku aja show nya masih agak lama"
"Yaudah mumpung bunda belum beli tiketnya kamu gausah ke belanda dulu deh"
"Nah gitu dong, terus aku tinggal dimana bun?"
"Sama mas Ajil aja, gimana?"
"Gak siap dicuekin sama mas Ajil, bun Щ(ºДºЩ)" rengek Nares
"Yaudah yaudah nanti kita cariin, ya dad ya?"
"Iya, diurus ntar ya sayang"
Akhirnya mereka sampai di salah satu flat yang cukup mewah berjarak 2 blok dari kampus Cambridge.
"Hai, bun, dad, and hello my sweetest lil' sissy!" sambut Vazil gembira dari depan flat nya
"MAS AJIL?? AAAAAA HOW MUCH I MISS YOU!!!!" teriak Nares begitu turun dari mobil papanya sambil berlari memeluk Vazil
"Hahaha gimana kabar Indonesia?"
"Yang jelas gak bikin aku beku kaya begini hih brrrr. Katanya summer, tetep aja suhunya 20 derajat errr" jawabnya
"Yaudah yuk bun dad kita ke atas"
"Kamar mas Ajil di lantai berapa?"
"12 dek"
"IH! Ntar kalo gempa bumi kan repot turunnya mas"
"Udah lulus sma juga, gak pinter-pinter juga ya, ini London kaleeee bukan Tokyo"
"Wow! Flat nya Mas Ajil tumben bersih trus rapih lagi"
"Iya dong, baru mas rapihin sih, tapi tetep aja keren kan?"
"Keren, keren, tapi ini yang bersihin Mas Ajil apa cewenya Mas Ajil?"
"Mas Ajil dong, hebat gak tuh?"
"Oh iya, Mas Ajil masih sama Kak Farra?"
"Masihlah, Mas Ajilmu ini kan super setia"
"Whatever deh ya, oh iya aku belum turunin koper, bantuin yuk Maaas"
"Iya deh adekku sayang, hmmm makin tebel aja itu pipi, diapain siiiih" ucap Vazil gemas sambil mencubiti kedua pipi Nares
"Urrh Mas Ajil apaansih entar aku makin tembem kalo dicubitin terus" jawab Nares manja sambil memegang kedua pipinya kesakitan

"Sayang, jadi kamu gimana? Apa kamu mau tinggal di flat nya Mas Ajil untuk sementara atau mau gimana?" tanya Dmitry, papa Nares, selesai makan siang mereka di salah satu restoran di pinggi kota Cambridge
"Ntar aku kalo mau kemana-mana susah dong, Dad? Mas Ajil aja sibuk gitu"
"Jadi kamu mau ikut Daddy sama Bunda ke London?" tanya mamanya
"Iyalah gitu aja, aku nginep di hotel dulu aja"
"Hah? Kamu nginep di hotel? Setelah Bunda sama Daddy berangkat, siapa temennya? No way" sahut papanya
"Ya emang siapa, akukan emang gak ada temen di sini, Dad"
"Coba sebentar, Bunda telfon temen Bunda" sela mama Nares
"Halo, Trisha, yea it's me.... Yeah, oh nothing we're fine, we're in Cambridge now, anyway, your son is staying in London, isn't he? Well I'm wondering if I can get my daughter to his, because my husband and I are heading back to DC tomorrow, yeah, oh he's there? Well we're gonna drive her there. Thanks a lot Trisha, yeah, good afternoon, waalaikumsalam" tutup mama Nares di telfon, "tuh sayang, Bunda sudah telfon teman Bunda, anaknya ada yang tinggal di London, jadi paling tidak dia bisa sesekali nengok kamu ke hotel"
"Who's that honey?" tanya papa Nares
"Trisha" jawabnya
"Oh, I see, so dear, would you like to stay in Mas Ajil's or in London?"
"I'm sorry, Mas, but still I'll be staying in London"
"Not a problem, kamu jadi gak nyusahin Mas Ajil, I'm busy, you know?"
"Whatever..."
Tiba-tiba terdengar salah satu lagu dari coldplay, every teardrop is a waterfall, dari handphone Nares. "Bentar ya, ada telfon dari professor nariku" tak lama setelahnya Nares kembali, "Bun... My show date is delayed, so I'll be staying like longer here"
"No problem, we can handle that"

Vazil dan Nares sedang duduk di ruang tengah flat Vazil yang berwarna broken white. Dengan penghangat ruangan yang menyala pelan, meniupkan sedikit kehangatan di ruangan itu. Sementara Vazil terdiam memperhatikan adik kecilnya, 'where did I go these past 3 years? She's no more my little sister' matanya yang membulat cantik, masih hitam seperti dulu, tak seperti miliknya yang lebih coklat seperti ibu mereka, bulu matanya yang melengkung ke atas, hidungnya yang mancung seperti dirinya, dan bibirnya yang tipis serta pipinya yang menggemaskan. 'She turns into a beautiful girl, if I weren't her brother, I'd kill to get her'
Sementara Nares juga memerhatikan kakaknya, 'oh dear, if I weren't her little sissy I'd kill to get him, honestly who can handle his sexiness?!' ucapnya dalam hati, kakaknya memang bisa dibilang tampan. Wajahnya tak terlalu lonjong, agak bulat, dengan alis yang hitam tebal melengkung mengikuti bentuk matanya, matanya bulat, bola matanya coklat terang dan berbinar indah ketika tersenyum, bulu matanya tak tebal dan tak panjang tapi melengkung melawan arah gravitasi. Hidungnya mancung, tulang pipinya tak terlalu tinggi seperti milik Nares dan bibirnya tak setipis miliknya, tapi tetap menawan ketika tersenyum. Di sekitarnya ada janggut yang belum ia cukur, menambah kesan seksi dalam dirinya. Berbeda dari Nares, kulit Vazil kecoklatan. Tingginya sekitar 176cm, gagah berdiri dengan dadanya yang bidang, tulang bahu yang kekar serta otot lengan dan kakinya yang menyembul dibalik kaos dan denim yang membalut tubuhnya.
"Honestly, Mas, how many girls that have been dying to get you?" tanya Nares memecah keheningan
"What?" tanya Vazil bingung
"No, forget it, so how do things go without me?" tanya Nares lagi
"They're good, but never been better than this. You've got to come a bit more often"
"Haha I know you that you missed me so much, didn't you"
"To be honest, yes I did. So what did you get from your first rank of the graduation?"
"I beg your pardon"
"What did you get? Maybe scholarship or anything?"
"Uh yes I was offered, I didn't take it though"
"Where were the school they offered?"
"Some unknown private school, so I didn't take, Bun and Dad support the decision though"
"Oh I see. You made a good choice then. By the way, are you serious about going to Juilliard?"
"Yes I am, until the second you asked me about that, what's the matter?"
"Nothing, just thought maybe I'm gonna miss you like more than this"
"Well, maybe I can think again about that. Anyway, you've been working out again, haven't you?!"
"What? Me? Ahaha, you're right! So what do you think about my new look?"
"You look umm............. better this way"
"I know I am"
"Not to burst your bubble, still, you're still my crazy odd brother, you know"
"Uh sure hahaha anyway, have you got a boy?"
"Umm I umm haven't.."
"Oh sure, how could you get a boy when you study all the time?"
"Come on, I didn't study like that much"
"Whatever, but you've got to tell me when you have one, promise?"
"I promise!" jawab Nares sambil mengaitkan kelingkingnya

***



"Bun, London's that way, why are we going this way?"
"Because we're not going to London"
"Where are we going?"
"You'll see"




***

































HELLA GUYS! it's me again :) how do you like it? tell me what you think, it means a lot to me! thanks for reading and always staying tune, hope you guys love this part! simply send your feedbacks to @katantyra. see you next week! #muchlove :-)

xoxo
Tanty

Reply · Report Post