katantyra

Tanty · @katantyra

8th Dec 2012 from Twitlonger

A Zayn love story #ZLS
"Truly, Madly, Deeply" #Part13
Part XIII -Undescribeable-


Written by: Admin Tanty (@katantyra)





Have a good reading!:-)





"*no description available*"


For it was into my ear you whispered, but into my heart. It was not my lips you kissed, but my soul. And I will miss you for who I always am when you're with me. (Zayn)
---------------





5.36am
Zayn's room

Zayn's POV

This is the earliest time I woke up so far after this tiring schedule started off last week. I was sleeping peacefully in my room, when suddenly my phone rang, it was Mrs. Kromowiryo, Nares's mom.
"Yeah Mrs. K?"
"Hello, Zayn. I'm sorry to disturb you this early, but honestly I've got something to tell you"
"Yeah sure, go on"
"So, Professor Dharma, Nares's lecturer of her dance class, called me last night that he was on the way to Netherlands, he said that the show was only about a week, and Nares should be in Netherlands like maybe 2 or 3 more days. But the problem is, I can't call her, maybe she turned her phone off. But it's okay, I told you anyway, I set the flight already, and I wished you tell this to her, can you?"
"Sure, I will"
"Oh thank you, I'm still at the meeting right now, thank you very much for your help. Such a kind of you"
"Yeah my pleasure"
"See you, Zayn" clicked. And the phone went out.
I never liked waking up early especially when it because I've got something to do, but this time I hate it even more, you know what? Nares's going to Netherlands, which means, goodbye.

So I went off my bed, went to the shower before having my morning prayer. I mean all muslim do this, don't they?

***


6.24am
Nares's room

"Oh my God, I'm late? Again? Fuck a duck" Nares berteriak ketika melihat jam di atas night stand. Tadi malam ia terbangun pukul 3 dinihari, dan menyadari bahwa ia belum mengganti bajunya. Akhirnya ia mengganti bajunya dan menghapus makeup nya, alhasil ia tak bisa tertidur sebelum pukul setengah 5. And now, she's late again.

Ia berlarian keluar kamarnya dengan ribut, segera mengambil air wudhu dan kembali untuk sholat. Setelah itu ia merapihkan tempat tidurnya dan seperti biasa ia mulai menyiapkan sarapan untuknya dan Zayn. Tetapi, ketika ia akan membuka lemari atas untuk mengambil sereal ia menemukan selembar catatan, it was Zayn,
'Dear Nares,
I hope you find this. I'm sorry I have to leave so early today, just make sure you don't need to make breakfast for me, make sure you take care for yourself. And also, can you please stay at home? I mean, I'm real busy today, and I don't think I can pick you up. Have a good day.
Zayn'
'Isn't it true? It was him' batinnya berkata pelan. Tetapi entah kenapa ia merasa ada yang aneh dari Zayn pagi ini, tak biasanya Zayn pergi meninggalkan flat nya sepagi ini. Lagipula, bukankah kegiatan Zayn sekarang hanya tinggal syuting video klip, maksudnya itukan masih 2 minggu lagi. "Weird" she says to the walls in front of her.

***



6.16am
Liam's flat

Knock. Knock. Knock
Zayn mengetuk pintu depan apartemen Liam.

"Zayn? What the hell are you doing this early?" tanya Liam pada Zayn yang terlihat sangat, sangat berantakan di hadapannya. "I mean, it's not that Bradford bad boy I've known"
"Can I just come in?" tanya Zayn
"Right, sorry, come on in" ucap Liam sambil menyuruh Zayn masuk, "so what happened?"
"It's her" jawab Zayn
"Who? Nares?" Tanya Liam yang masih terlihat malas dan mengantuk
"She's about to leave" jawab Zayn dengan nada frustasi yang sama
"Leave? Where?" Tanya Liam lagi dengan nada bingungnya
"Her dance tour, Netherlands, in 3 days"
"Which means?"
"No more her...."
"Until?"
"I don't know, maybe a month or two, or a year or never? I don't know" jawabnya mengerang frustasi
"I don't know what's going on here, but I know I've got to call someone right here" ucap Liam sambil segera beranjak ke dalam
"Oh right, Harry sounds great"
"Well then I'll call him"

Setelah sekitar 35 menit menunggu, akhirnya Harry datang juga,
"Hey, Haz, where's Lou?" sapa Liam sambil membukakan pintu
"Thought you didn't invite him" jawab Harry yang terlihat baru bangun tidur
"Uh, forget it, come on" ajak Liam dan segera menutup pintu
"Where's Zayn?"
"Over there" jawab Liam
"Uh, man, what happened?"
"Ask him" jawab Zayn dengan wajah layu. Akhirnya Liam pun menceritakan keseluruhan cerita Zayn pagi ini,
"So, Nares is about to leave? I see that, what do you feel?" Tanya Harry yang kini sudah sepenuhnya sadar
"What do you feel? You're asking me what do I feel?" Tanya Zayn setengah gila
"Yeah, I mean describe it, we can't just know what you feel right" jawab Harry yang terlihat kesal sendiri
"Uh right, apologize. Well this is the part that I'm scared the most, I mean she's gonna leave, and sooner or later she really has to, even if it's not tomorrow. But I just can't let her go. She's like my dream that has been come true or maybe she's the answer of all my prayers"
"Aww that's so sweet" ucap Harry dengan mata sok berkaca-kaca
"Haz, I'm serious" ucap Zayn
"Right sorry, so here's the problem, you know you're both can't be together right?"
"I'm afraid to say so, but that's what I've been scared of"
"And man, there's nothing you can do about that" lanjut Liam
"Yeah that sucks" komentar Zayn masam
"So, I've been thinking that maybe the best way is just.... Cherish all the moment left" ucap Harry
"What?"
"Yeah you said that it's 3 more days, so make the best 3 days for her" terang Liam
"Like what?"
"I don't know, I haven't figured it out how but you have to, you really have to" jawab Harry yang sekarang terlihat tak sabaran dengan kebodohan Zayn
"And yeah guess you should say that to her" sambung Liam
"Say what?"
"Come on are you kidding me, you know what I mean" jawab Liam
"Yeah... Should I say that? I mean what if she never likes me the way I do? What if she never loves me the way I do?"
"Oh yes she does" jawab Harry yang tangannya sudah mengepal di kiri dan kanannya
"How do you know?"
"Are you fucking idiot or something? Uh forget it, people loose their mind when falling love. Now go and find out how!" Omel Harry gemas pada tingkah Zayn
"Yeah go, go, go"

'What should I do to cherish 3 days?' pikir Zayn kelu keluar dari apartemen Liam, ia akhirnya pulang ke flat nya, tapi tak benar-benar pulang, hanya kembali ke flat, tanpa masuk flat nya, menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya ke arah mana angin membawanya. Entah apa yang ia pikirkan, tapi ia memberhentikan mobilnya di sebuah toko emas cabang dari Prancis, Frank & Co.
"Can I help you?" Tanya seorang pramuniaga di toko tersebut
"Uh yeah, I want you to make something but I don't know what I want"
"Umm is it for your mom or..?"
"My friend." 'Yeah, she never can be mine, can't she?' "Yeah, my best friend"
"I see, maybe necklace or bracelet?"
"Maybe umm necklace sounds good"
"Well, how do you want it to be?"
"She likes stars, and I want it there, and her name on it, make it simple"
"And how do you spell her name?"
"Here" jawab Zayn sambil menuliskan nama 'Nareswari' di selembar kertas, "can you do it in 3 days?"
"You can just pick it up tomorrow"

***



11.11am
Zayn's flat

Nares mematikan tv flat berwarna putih yang tertempel di dinding di hadapannya.
"This is so boring, he's not even home, and he told me not to be going anywhere. Is he damn so serious about that?" erang Nares frustasi akan kebosanannya, "okay I gotta go somewhere, beside I can get home by myself right? Nah" lalu ia beranjak ke kamarnya dan mengganti bajunya dengan crop tee dan rok tanggung bermotif bunga-bunga di atas lutut tak lupa sepasang stocking transparan berwarna hitam dengan motif bunga-bungan, dan flat shoes Mango berwarna merah kesukaannya dan scarf berwarna oranye lalu mengambil tas selempang dari longchamp berwarna cokelat keemasan dan segera keluar menuju stasiun metro terdekat.

Ia baru menyadari bahwa langit terlihat mendung siang itu, "gee, it's even colder than I thought, oh London you suck" ucapnya sambil mencoba merapatkan scarf yang melilit lehernya. Ia tiba di stasuin metro dan segera menuju Holand Park. Tak lama ia telah tiba di Holland Park Bushtube Station, dan segera menuju toko buku terkemuka di Britania Raya, Daunt Books.

Tapi sebelum ia masuk ke toko tersebut, telepon genggamnya berbunyi nyaring, just the two of us...
"Bunda?"
"Wa'alaikumsalam" sindir Anetta
"Eh iya Assalamualaikum, hehe kenapa bun? Tumben telepon"
"Tadi pagi bunda sudah telepon tapi teleponmu mati"
"Yaiyalah tandanya aku belom bangun berarti, emang kenapa sih bun?"
"Itu Professor Dharma sudah telepon bunda, katanya jadwalnya seminggu lagi sayang"
"Oh begitu, jadi aku kapan ke Amsterdam, bun?"
"3 hari lagi ya, tante Reva udah urus semuanya, nanti mas Ajil bakalan ketemu bareng juga, dia sudah pegang tiketnya"
"Nanti?"
"Ya 3 hari lagi maksud bunda"
"So I'll be no longer here?"
"Having a lot of fun, huh? I'm afraid to tell you yes, but this is life, sugar"
"Yeah, this bitter and a bit sweet"
"What to say more? Well honey, have a good day then, love ya"
"Me more see you bun"

Daunt books, sebuah toko buku tersohor di daerah Holland Park. Toko buku tersebut memang sangat nyaman untuk bersantai di dalamnya. Dengan ruangan full ac, sofa-sofa berwarna cokelat tua, dan jajaran rak berisi buku baru serta harum lembaran kertas yang semerbak, tak pelak memberi sensasi tersendiri untuk membaca buku disini. Ruangannya yang berwarna cokelat kehitaman dan lantai kayu oak merah yang selalu nyaman dan memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengunjungnya. Nares, selalu menyenangi saat-saat ia terduduk dengan tumpukan buku-buku yang menghias tampak belakangnya. Makanya ia selalu datang kesini setiap kali berkunjung ke London.

Baru kali ini, Nares hanya terduduk di toko tersebut, ia tak begitu menikmati suasana Daunt Books. Ia hanya terdiam dengan halaman buku 'the Davinci Code' yang terbuka. Ia hanya memandang ke bawah dengan tatapan menerka, walaupun puluhan orang sejak tadi berlalu lalang di belakangnya. Akhirnya ia beranjak dan segera menelusuri lorong-lorong tinggi dan panjang di belakangnya. Entah kemana pikirannya melayang ketika ia mengambil salah satu karya Khalil Gibran.

Ia kembali terduduk di salah satu sofa untuk 1 orang di ruang baca toko buku tersebut dan memandang dengan terkesiap dari dinding kaca transparan yang membatasi toko tersebut dengan dunia luar. Di luar, ratusan liter air turun dari kelamnya awan di luar, hujan lebat mengguyur London siang ini. Cuaca di dalam ikut membeku, yang entah kenapa semakin membuat Nares membeku dalam hening yang ia ciptakan sendiri. Akhirnya ia memaksakan dirinya untuk membaca walau entah hanya beberapa kata yang masuk ke dalam otaknya. Only God knows where her mind gets stuck.
"I'm about to leave. I don't know whether I should be happy or sad. No more Zayn, isn't it feel wrong? Well for me it is. I should've be happy actually that I don't have trouble breathing when he's around, but how could I be grateful when I couldn't even hear him in the morning calling my name, when I couldn't see his face at night saying goodnight to me? This has been gone so wrong, I mean, it isn't feel right yet it feels so real."

Beberapa jam berikutnya, yang akan ditemukan adalah Nares yang mulai tenggelam ke setiap kata demi kata yang ia telusuri. Ia akhirnya mulai terbiasa dengan dingin yang menusuk perih dan dentuman musik klasik yang mengalun lembut di telinganya. Sementara harum citrus dan cemara pegunungan bercampur dengan aroma oak merah menyeruak menyengat di hidungnya. Ia mulai terbiasa, hingga ketika telepon genggamnya, iPhone 4s nya bergetar di meja depannya. Vazil.
"Hey, Mas, what's up?" angkatnya dan bersuara pelan
"Hey sweetheart, I'm going to London!! Excited?" Vazil bertanya
"wow. pretty excited." jawab Nares datar
"Come on...."
"Like please I know that.. Anyway when will you be here?"
"3 days yeah, I'm done with my research stuffs"
"Great for you then"
"Yup, anyway, I still got a few to work on, I'll talk to you later my sweet sista"
"Ahaha alright see you, bye"
"Bye", klik. Dan sambungan pun dimatikan.
"Whoa, it's 5 already? Ah, forgot the time as always" ucapnya. Dan dengan begitu ia segera merapihkan buku yang ia baca dan mengambil sebuah novel untuk dibayarkan ke kasir dan mengambil tas nya. Lalu ia beranjak keluar dari toko Daunt dan menuju ke sebuah restoran cepat saji di pojok jauh dari stasiun. McDonald.

Jalan Holand Park masih terasa basah walau tak ada genangan. Dingin terasa menusuk di kaki dan tangan Nares. Ia mempercepat langkahnya dan segera masuk ke restoran tersebut, disambut dengan sedikit kehangatan dari mesin penghangat ruangan di pojok-pojok restoran. Ia memesan sekotak cream soup, fried chicken dan segelas hot tea. Lalu duduk di sebuah meja untuk berdua di pojok ruangan. Panasnya cream soup cukup membakar tenggorokannya yang kering. Sementara dinginnya suhu London cukup membekukan tangannya. Kontras.

Tak terasa, hujan mulai mengguyur kota London kembali. Bahkan lebih deras, Nares mengerang pelan. "Haduuuh gimananih gue pulang? Kalo Zayn udah pulang gue gaada di rumah, jadi apa gue? Jadi tempe iya" gerutunya sambil menuangkan satu sachet gula rendah kalori ke dalam teh-nya.


***
8.12pm
Holand Park Bushtube Station

Pukul 8 lebih 12 menit. Nares terduduk memegang tiket metro nya di stasiun Holland Park. Dingin mencekat benar-benar menusuk sampai ke tulangnya. Sementara langit sudah mulai meredup sejak sejam yang lalu. Stasiun pun sudah sepi, maklum, tempat ini bukan business district yang akan ramai sampai malam hari. Rata-rata para pengunjungnya sudah pulang sejak pukul 7 tadi, ketika hujan reda. Sementara para pegawainya baru akan pulang sekitar pukul 11 nanti.

Tidak terlihat tanda akan ada metro yang datang. Atau bahkan tidak terlihat ada tanda-tanda officer yang berjaga malam ini. Ia merinding sendiri memungkinkan kemungkinan yang ada, ketika datang sekitar 4 orang pemuda berpakaian serampangan dari arah kanan. "God, I know You're the only one Who can help me. Please, protect me from everything I know and I don't know, amiiin. Bismillah" ucapnya dalam hati, berdoa. Karena feeling nya berkata, this doesn't feel good.

Ternyata dugaannya benar, keempat pemuda tersebut berjalan mendekat ke arahnya. Seketika detak jantungnya berpacu empat kali lebih cepat.
"Wow, look, we got pretty lady here" sahut salah seorang di antara mereka
"Ah, what a pity, she's alone" sahut yang lainnya
"Do you need a friend, lady?" tanya yang lain lagi sambil mencolek rambut Nares
"Leave me alone!" teriaknya berani, padahal nyalinya sudah menciut
"Whoa, whoa, slow down babe. We just don't want you to be alone ahaha" sahut lelaki pertama sambil terduduk di sebelah kirinya yang mau tak mau membuatnya bergeser ke sebelah kanan
"I said leave me alone!!" teriaknya lagi lebih kencang, "or I swear I'll shout even louder"
"Uh really?
"SOMEBODY PLEASE HELP---ASDFGHJKL" dan hal terakhir yang Nares tahu adalah nafasnya terasa sesak karena ada sebuah tangan besar yang mensekap mulutnya dan ada dua polisi yang keluar membawa tongkat hitam berlari ke arahnya. Lalu di detik berikutnya, semuanya gelap.


***
8.31pm
Liam's flat

Sore menjelang malam di apartemen Liam. Dingin memang mencekat walau penghangat ruangan yang diletakkan di pojok ruangan sudah dinyalakan. Zayn dan ke empat teman-temannya sedang duduk-duduk di ruang tamu di flat Liam ketika telepon genggam Zayn berbunyi. Emergency call. Tak pelak keningnya berkerut menatap layar telepon genggamnya,
"Hello?" Ucapnya
"Good evening, sir, is the phone belongs to Mr. Zayn Malik?"
"Yes, it's me."
"This is London Police Department"
"Yeah?" tanya Zayn tak mengerti, apakah ia melakukan suatu kesalahan?
"Do you know Nareswari Annabelle Kromowiryo?"
"I do, what happened to her?" sepertinya ia mulai mengerti apa yang terjadi, 'but not Nares please' harapnya cemas
"She was found fainted in the Holland Park Bushtube Station, and her phone showed that her first and her second recent calls list cannot be called, so you are the third and we wish you could make it way here soon"
"Where is she right now?"
"She's still in the London Police Department at Holand Park Resort and she hasn't awaken yet"
"I'm on my way there"
"Thank you sir and good evening"
"Guys, Nares was found fainted in Holland Park"
"What happened to her?" tanya Harry setengah berteriak
"I'm not sure what, but can somebody please accompany me there?"
"Yeah, I'm in"
"Well then see you guys later"

Harry dan Zayn segera turun dari flat Liam dan segera menaiki mobil Zayn yang sudah terparkir di depan. Mereka berdua secepat mungkin memasang sabuk pengaman dan segera melajukan mobilnya ke arah Holland Park secepat yang Zayn bisa. Harry memperhatikan tingkah Zayn, yang sudah setengah gila mendengar berita tentang Nares ini. Yang Zayn tahu sekarang, ia hanya perlu menemui Nares secepatnya. It's now or never.


***







































ADUH ADUH ADUH, NARES MAU PERGI KE AMSTERDAM??!!! *zoom in zoom out* oke sampah banget-_- kira-kira Zayn bakalan gimana ya di part berikutnya? bakalan tetep unyu atau..... malah menjauh? yaduuuh galau nih Naresnya ditinggal Mas Zayn:'''' stay tune ya mwaaaah!:*

xoxo
Tanty

Reply · Report Post