mujitrisno

· @mujitrisno

31st Mar 2015 from Seesmic

Kamu pernah menderita yang teramat sangat? Mungkin pernah, seperti kisah kakek yang akan dipaparkan berikut ini, bahkan lebih menderita dibandingkan kamu yang membaca. Mari kita membaca bersama..

Suatu hari ada seorang kakek yang akan pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Dia berjalan kaki sendirian dengan membawa hartanya. Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja ada seorang pencuri yang berniat merampas harta sang kakek. Kejam sekali. Sang Kakek sangat tidak berdaya dan sengsara menghadapi pencuri yang tidak memiliki hati nurani.

Memang, semua pencuri membuat siapapun menderita dan kesusahan. Tapi, lebih baik harta yang menghilang dibandingkan nyawa yang melayang. Kenapa? Karena pencuri bukanlah penentu rezeki kita. Allah yang sudah mengaturnya. Jika kita ikhlas menerima apa saja yang telah terjadi maka insyaallah akan ada kejutan dari Allah.

Ternyata, tak puas mengambil harta sang kakek. Pencuri itupun mengikat kedua tangan sang kakek. Jahat. Untungnya, sang kakek mengikhlaskan seluruh jiwa dan raganya hanya kepada Allah. Dia ikhlas menerima semua penderitaan itu. Akhirnya, sambil terseok-seok sang kakek beteduh di bawah pohon. Disana dia berdoa pada Allah ” Ya Allah, Yang selalu mengabulkan doa orang yang sedang kesusahan, saya sedang kesusahan ya Allah, kasihilah hambamu ini”

Tiga hari sudah berlalu tanpa ada tanda-tanda harapan. Sang kakek tak pernah bosan meminta pertolongan pada Allah. Tak sekalipun ia mengeluh. Hingga akhirnya datanglah seekor burung, di paruhnya terdapat sepotong roti.  Dengan perasaan kagum ia bekata dalam hatinya, “Demi Allah, saya akan memperhatikan apa yang akan dikerjakan burung itu dengan sepotong rotinya itu”

Burung itu sengaja terbang ke arah kakek karena memang itu adalah utusan dari Allah. Roti yang dibawa burung itu ternyata milik Malik bin Dinar. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sang kakek yang dalam keadaan terikat. Dan ada pemandangan yang mengharukan. Disana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa si burung sedang menyuapi sang kakek dengan paruhnya. Sedikit demi sedikit. Sang kakek membuka rongga mulutnya agr bisa masuk rotinya. Subhanallah.

Malik bin Dinar akhirnya bertanya pada sang kakek dan menanyakan perihal apa yang telah terjadi dengannya. Dari sana ia makin takjub dengan jawaban sang kakek.

“Hai orang tua, apa yang telah terjadi padamu?”

“Seluruh harta saya dirampas oleh perampok. Kemudian saya diikat di sini sampai lima hari saya menahan lapar. Tapi saya sabar dengan cobaan ini dan berdoa,’Ya Allah yang selalu mengabulkan doa orang yang sedang kesusahan, saya sedang kesusahan ya Allah, kasihilah saya.’ Maka Allah pun mengutus burung ini.” jawab sang kakek
Setelah itu, Malik bin Dinar membukakan ikatan kakek itu dan mereka berjalan bersama untuk pergi haji.

 

[NB : Disarikan dari buku 40 Kisah Pengantar Anak Tidur Karya: Njwa Husein Abdul Aziz Penerbit: Gema Insani]

======================================

Reply · Report Post